"Masuklah, nak," kata appa.
Aku membuka pintu dan masuk ke dalamnya. Appa terlihat sedang berkonsentrasi membaca sebuah buku, lalu mendongakkan kepalanya. Dan aku melihat sinar ketakutan, kemarahan sekaligus keangkuhan ketika dia memandang ke arah Meifen. Meifen langsung beringsut mendekatiku. Aku mengeratkan genggaman tanganku di tangannya.
"Untuk apa kau bawa dia kesini? Kenapa kau datang?"
"Appa, aku ingin mengenalkan pada appa, dia adalah pacarku, Qian Meifen. Dan dia datang kesini tentu karena dia adalah tamu spesialku."
"Kau berani datang kesini? Kau masih berani mendekati anakku?"
"Appa!!! Meifen sudah menceritakan semuanya... menceritakan appa yang mengancamnya. Kenapa appa melakukan itu? Apa appa tidak tau aku dan Meifen benar-benar saling mencintai? Kenapa appa membuat segala macam kebohongan itu?"
Appa berdiri dari kursinya, "Siwon, apa yang ada di otakmu? Kau pikir gadis macam apa dia? Hanya gadis biasa! Dia tidak pantas untuk melanjutkan garis keturunan keluarga Choi yang bermartabat! Dan apa kau pikir dia memang mencintaimu? Dia ingin memikatmu, dia ingin memiliki hartamu, menikmati popularitasmu!"
"Appa tidak mengerti, Meifen tidak begitu. Kami sudah bertemu lama sekali, dan asal appa tau, Meifen membenciku bahkan ketika dia tau aku adalah seorang Choi Siwon."
"Tapi jangan harap aku akan merestui hubungan kalian. Aku tidak ingin punya menantu memalukan seperti dia, yang bekerja sebagai pelayan! Apalagi melihat penampilannya yang sama sekali tidak cerdas!"
"Appa... aku mohon, restuilah hubungan kami. Kami saling mencintai. Aku tidak bisa lagi menemukan yang lebih baik dari Meifen."
Appa memukul meja, "omong kosong! Kau masih begitu muda, Siwon, bagaimana mungkin kau semudah ini membiarkan dirimu terikat? Masih banyak gadis di luar sana yang pantas untukmu, mungkin hanya karena kau belum bertemu dengan mereka!"