Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] | No Other, The Story [40/55]

26 Maret 2020   13:26 Diperbarui: 26 Maret 2020   13:29 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Siwonnie, kami sudah siap. Kami akan naik mobil Leeteuk hyung dan Kibummie. Kami akan mengekor di belakangmu. Kalau kau butuh kami bergerak, miscalled saja ke salah satu dari kami, maka kami akan langsung bergerak," lapor Hangeng hyung, menyusun rencana.

Aku tersenyum dan mengangguk, "arasso, hyung."

Selama perjalanan, Meifen masih bertanya sebenarnya apa yang kami rencanakan, tapi aku sungguh tidak ingin memaparkannya pada Meifen. Aku sendiri berharap kami tidak perlu menjalankan rencana itu, ingin semuanya berjalan lancar. Tapi kalau terpaksa... rencana B sudah siap tentu saja. Kami sampai di rumahku, dan ini untuk pertama kalinya Meifen ke rumahku.

"Oppa... rumahmu luas sekali," ucap Meifen kagum.

Memang benar, rumahku tidak hanya luas di dalam gedungnya, tapi juga di halamannya. Dia bahkan belum lihat kalau di belakang rumah kami punya kolam renang dan gazebo, tempat aku dan sahabat-sahabatku berkumpul kalau mereka mampir ke rumah. Tapi siapa yang menginginkan semua ini, kalau aku tidak memiliki Meifen di sisiku? Aku memarkir mobilku di samping dua mobil lainnya, lalu mengajak Meifen turun.

"Annyonghashimnikka, Tuan Muda Choi," sapa seorang pelayan rumah yang berpakaian rapi.

Aku hanya berdeham seperlunya saja. Aku langsung menarik Meifen masuk ke dalam rumah, melewati banyak pelayan yang menyapaku. Aku ingin semua ini cepat selesai.

"Mana appa?" tanyaku pada salah satu pelayan.

"Tuan Choi ada di ruang kerja."

Kami langsung naik ke lantai dua menuju ruang kerja appa. Meifen masih menoleh kesana-kemari dengan bingung, mungkin tak menyangka rumah kami benar-benar luas. Luas dan sering membuatku merasa kesepian sebenarnya. Hanya bertiga... yang kami pikirkan tidak lebih dari bisnis... harta... aku mengetuk pintu ruang kerja.

"Appa, ini Siwon."

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun