Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] | [30/55] No Other, The Story

31 Januari 2020   19:53 Diperbarui: 31 Januari 2020   19:49 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

                "Aku... sebenarnya tidak menyadarinya... aku... aku sudah memikirkanmu sejak dulu, sejak kita pertama kali bertemu. Saat itu aku sudah berpikir kau cantik, kau gadis yang kuat, dan bahkan kau berani melawanku. Dan juga... ketika kau nyaris mati, apa kau tau kau juga membuatku ingin mati? Karena itu aku tidak rela dipisahkan dari sisimu saat di rumah sakit, kecuali hanya dua kali, itu saja aku perlu diseret Henry."

                Dia memikirkanku? Siwon? Kenapa? Kenapa bukan Hangeng?

                "Dan apakah kau tau betapa sakitnya hatiku ketika tau kau mencintai Hangeng hyung, bukan aku? Dan kini hatiku jauh lebih hancur lagi ketika sekali lagi Hangeng hyung menyakitimu. Meifen, lupakanlah dia, kumohon. Aku tak ingin melihat kau menangis lagi. Aku berjanji, kalau kau bersamaku, aku tak akan membiarkanmu menangis lagi. Tolong berilah aku kesempatan untuk membahagiakanmu, Meifen. Tolong bukalah pintu hatimu untukku," pintanya.

                Otakku macet. Siwon... yang kukira sahabatku... ternyata mencintaiku? Apa dunia sedang bercanda denganku?

                "Kalau memang setelah aku berusaha, kau tidak juga bisa mencintaiku, aku akan pergi dengan rela. Meifen?"

                Aku memandang matanya yang sorotnya memohon padaku. Siwon... dia pria yang baik. Lagipula ketika aku menolongnya, bukankah aku sebenarnya... takut kehilangan dia? Karena itulah aku berpikiran sebaiknya nyawaku yang dikorbankan, bukan nyawanya. Itu artinya... sebenarnya dia... mungkin ada di dalam hatiku? Bagaimana kalau aku memberinya kesempatan?

                "Baiklah, Siwon. Kita... mungkin bisa mencobanya. Tapi kau tidak boleh menyakitiku, tidak boleh membiarkanku menangis," tegasku.

                "Geuraeyo? Kau memberiku kesempatan? Ya, Meifen, aku akan membahagiakanmu!"

                Dan kini aku di dalam dekapannya. Aku merasakan senyum di bibirku. Aku memandangi kantong yang tergeletak di kursi taman. Hanya semudah inikah, aku sudah merasakan hatiku tidak terlalu sakit lagi? Jangan sampai aku hanya menganggapnya pelarian. Mudah-mudahan tidak begitu. Awal yang baru bagiku... mungkin itulah yang terbaik untukku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun