Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] | [30/55] No Other, The Story

31 Januari 2020   19:53 Diperbarui: 31 Januari 2020   19:49 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

                "Gwaenchana. Pilihan di tangannya, tapi aku... memang tak bisa melupakannya. Seperti yang kau katakan dulu, kita tak bisa langsung begitu saja menghapus perasaan cinta kita pada seseorang, tapi membiarkan waktu yang membuat kita melupakannya. Aku sudah mencobanya, tapi aku tak bisa. Kupikir hatiku sudah sepenuhnya untuknya."

                Aku sudah tau sekarang, apa jawabannya kalau aku masih nekad mengungkapkan perasaanku. Aku mengambil kantong itu, lalu berlarian meninggalkannya. Aku mengindahkan panggilannya, aku masih terus berlari, lalu meletakkan cokelatku untuknya di ujung bawah tangga. Akhirnya aku sudah berlari sejauh yang aku bisa. Aku bernafas terengah-engah, masih mencengkeram kantong itu, lalu membiarkan air mataku menetes. Aku boleh menangis kan? Aku boleh menangisi kebodohanku, kan? Aku boleh melepaskan semuanya sekarang, kan?

                "Meifen..." suara seorang pria, aku tau dia siapa, memanggilku dari belakang.

                "Siwon... kenapa... kau ada disini?"

                Aku menghapus air mataku, bernafas senormal mungkin, berdeham agar suaraku juga terdengar normal. Aku tak ingin seorangpun melihatku menangis.

                "Aku mengkhawatirkanmu. Aku dari jam tujuh sudah menunggu disini. Apa kau tau, ini adalah taman tempat aku minta maaf padamu? Kau ternyata kesini. Jangan menangis lagi. Tanpa perlu kau ceritakan padaku, aku tau apa yang terjadi."

                "Kenapa aku gagal lagi, Siwon? Kenapa yang ada di hatinya Cuma Xili? Apakah aku memang... tidak memiliki sesuatu yang special?"

                "Meifen, cinta memang tak bisa dipaksakan. Kadang kita tidak mendapatkan cinta yang kita harapkan, tapi kadang juga kita justru mendapatkan cinta yang tidak kita harapkan. Istilah lainnya, cinta bisa datang kapan saja, tak ada yang bisa mencegah, tak ada yang pernah tau."

                Aku merasakan tangannya menepuk bahuku. Beberapa tetes air mata lagi lolos dari mataku. Aku terisak sekali.

                "Kupikir dengan menjalankan taktik kita, aku bisa berhasil. Aku pikir dengan selalu berada di sampingnya, memenuhi apa kemauannya termasuk memberinya update tentang keadaan Xili, aku bisa menarik perhatiannya," kataku, "tapi rupanya kita gagal."

                "Meifen, mianhae... semua itu usulku pada awalnya. Harusnya aku tidak menyuruhmu begitu, hasilnya malah lebih menyakitimu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun