"Selai blackcurrant tidak masalah, kan?"
        "Iya, tapi... Donghae-sshi, aku bisa menyiapkannya sendiri!"
        "Tidak apa-apa. Biar aku saja. Yifang sudah menunggumu di kamarku, tadi aku mengantarkan bubur padanya. Kau kesana saja, aku nanti antarkan sarapanmu juga."
        Aku melihatnya mengoleskan selai pada rotiku. Well, aku bisa apa lagi? Sebaiknya aku temui Yifang secepatnya. Namun baru sampai ke ruang tamu, belum sempat membuka pintu kamar Donghae yang tertutup, aku mendengar suara bel ditekan. Aku tidak sopan kan kalau membukakan pintunya?
        "Err... Donghae-sshi, kalian ada tamu," panggilku dengan suara agak keras.
        "Em, Meifen, aku agak sibuk disini. Bisakah kau tanyakan siapa dia?" balasnya dari dapur.
        "Baiklah."
        Aku mendekati mesin suara di sebelah pintu, lalu menekan tanda On. Kurasa mesin itu sudah hidup sekarang.
        "Siapa disitu?"
        "Ya~ berani-beraninya kau Tanya aku siapa? Dan kau siapa, cewek? Cepat buka pintu, dasar kurang ajar!" teriak suara pria di depan.
        Aku langsung tersinggung. Apa maksudnya, coba? Bilang aku kurang ajar? Kenapa tidak kubuka pintunya dan langsung kutonjok saja orang ini?