Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

10 Perilaku Anak yang Wajib Diwaspadai

15 November 2021   13:09 Diperbarui: 15 November 2021   13:44 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Piron Guillaume on Unsplash   

Anak menangis karena lapar, marah karena mainannya direbut, malas keluar rumah ketika masuk usia remaja, itu semua hal biasa. Kita pun sering mengabaikan. Namun menurut para ahli, ada beberapa perilaku yang mana orang tua harus waspada jika itu terjadi.

Umumnya kita lebih khawatir pada hal-hal yang berkaitan dengan perubahan fisik, bukan psikis. Dua-duanya penting, tapi gak boleh lebay. Nah, khusus untuk perubahan perilaku, setidaknya ada sepuluh perbuatan yang tidak boleh dianggap remeh oleh orang tua. Berikut ulasannya!

1. Anak Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar yang dimaksud bukanlah anak lambat memahami pelajaran matematika atau lemah dalam menghafal. Karena memang manusia diciptakan berbeda-beda. Anak yang kurang dapat memahami ilmu pasti biasanya andal dalam menghafal, begitu pula sebaliknya.

Kesulitan belajar yang dimaksud adalah kemampuan dasar yang umumnya dapat dilakukan anak-anak seusianya. Misalnya, anak-anak "normal" selambat-lambatnya dapat membaca pada usia 8 tahun. Jika seorang siswa yang melebihi usia tersebut belum mampu membaca kata sederhana, orang tua sebaiknya berkonsultasi pada ahlinya, alih-alih membawa anak ke bimbel di luar sekolah.

Psikolog biasanya akan merekomendasikan anak-anak spesial untuk bersekolah di tempat khusus, atau setidaknya didampingi guru khusus, tergantung kebutuhan. Penyangkalan orang tua terhadap kondisi anak hanya akan memperburuk keadaan, dan tentu saja mengorbankan hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang baik.  

2. Anak-anak Bergosip

Orang tua yang baik ingin anak-anak terbuka pada mereka. Ngobrol tentang kegiatan sehari-hari, membahas kesulitan dan ketertarikan mereka. Namun orang tua sebaiknya tidak bersikap permisif dengan membiarkan mereka membicarakan apa saja.

Misalnya ketika mereka mulai membicarakan keburukan teman-temannya, itu sama saja dengan gosip. Kecuali jika ada hikmah yang bisa diambil, orang tua dapat mengarahkannya, bukan malah menikmati gibah. Serba salah memang, khawatir mereka justru enggan ngobrol lagi. Tapi apa sih yang gak berisiko di dunia ini?

Sampaikan pula jika anak-anak menggosipkan salah satu dari temannya bersama teman lain, maka ketika ia tidak berada di antara teman-temannya, maka dialah bahan gosip mereka. Dunia pergibahan memang begitu adanya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun