Pagi ini aku kembali ke kantor KPK, dan sekuat tenagaku, aku akan bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Seorang petugas tersenyum simpul padaku.
“Ada yang bisa saya bantu?”
“ Emm pak, sebenarnya Dila Arsitha itu apa hubunganya dengan pak Fatahalun ya?”
“ Maaf, anda siapa ya?”
“ Anak beliau”
“ Beritanya padahal sudah tersebar luas lho”
“ Lalu apa pak?”
“ Papa mu terkena kasus korupsi dan pencucian uang. Sebagian uang korupsinya ia gunakan untuk menikah dengan Dila, ia bangunkan Dila rumah mewah di Menteng, mobil mewah dan katanya mau berangkatkan kedua orang tua Dila haji” rincinya
Kini terjawab sudah pertanyaan besarku, dan mengapa Dila berbeda akhir-akhir ini lalu pindah sekolah. Karena Papa!
Aku kembali terhempas. Terkapar. Aku kacau pagi ini. Dila, wanita yang sangat aku inginkan ternyata istri sirih papa dan berarti Ia juga menjadi ibu tiriku. Ini gila. Kejamnya Dila. Ah Dila, sialan kau! Kini aku bergidik, rasa cinta itu musnah rasanya. Aku benci Papa. Mama kini dirawat di RSJ Jakarta Pusat karena depresi berat dengan keadaan Papa, mama memang sosok yang tak sanggup menerima beban berat. Papa mendekam 3 tahun di bui. Dila? Entahlah, yang ku tahu dia bahkan sedang mengandung. Iya, anak Papa!