Mohon tunggu...
Erwin Noviawatii
Erwin Noviawatii Mohon Tunggu...

Ilmu Komunikasi C -Fishum-UIN Sunan Kalijaga-Yogyakarta-sulit memahami karakter orang, harus belajar mengendalikan emosi ketika banyak mendapat tekanan..belajar mulai dr sekarang agar berguna kelak jika berada dmanapun,kpanpun,dan brsama siapapun @2013

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tentang Papa dan Cinta Pertamaku

23 Oktober 2014   06:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:02 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“ Mama ditanyaain apa tadi, kok lama banget”

“ Banyak Ren”

Oh Tuhan, Mama benar-benar terguncang jiwanya. Tatapanya kosong. Sendu. Sangat memprihatinkan. Mama dan Papa sudah menempuh suka duka pernikahan selama 19 tahun, Papa sosok yang begitu romantis dan Mama sangat mencintainya. Tak heran jika kasus Papa membuat Mama benar-benar hancur.

-------

Waktu terus beranjak tak mengenal lelah. Kasus Papa juga terus bergulir hingga sebuah kabar datang, Papa sudah ditemukan dan saat ini sedang dalam penyelidikan di kantor KPK. Aku sedikit lega. Mama nampak tersenyum pagi itu. Bersama sopir pribadi, Mama diantar ke gedung KPK dan aku seperti biasa. Sekolah.

“ Aneh, Dila nggak berangkat yaa dari 2 hari yang lalu Vee?”

“ Dila udah pindah kak”

“ Hah, pindah? Demi apa?”

“ Suer deh kak, tanya aja sama bu guru”

Urat nadiku terasa mengeras. Tak percaya. Duniaku kini menghilang. Gadis manis yang sangat aku suka tak dapat kulihat lagi, bahkan aku belum sempat berbicara berdua denganya. Ah. Aku benar-benar kecewa. Pindah kemana yaa? Kok pindah? Apa gara-gara aku? Semua pertanyaan menghantui pikiranku. Tiba – tiba ponselku berdering. Gedung KPK!

Wartawan begitu banyak berkerumun di depan kantor KPK, karena kehadiranku pasti menimbulkan sorotan para wartawan, akhirnya aku putuskan untuk lewat pintu samping dan hasilnya aman. Aku selamat dari mereka. Fiuh ~

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun