Mohon tunggu...
Didik Prasetyo
Didik Prasetyo Mohon Tunggu... Live - Love - Life

Menulis adalah cara untuk menyulam hidup dan mengabadikan kasih yang tak lekang oleh waktu.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Surat dari Cahaya yang Bertahan

22 April 2025   08:47 Diperbarui: 22 April 2025   08:59 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surat dari Cahaya yang Bertahan | pixabay

Pambudi menatap langit. Dan dalam batinnya, ia berkata:

"Lihat, Nora. Akhirnya fajar datang juga."
---
Beberapa hari kemudian, Camp 6 resmi ditinggalkan.

Interniran diberi kesempatan menuliskan satu benda yang ingin mereka bawa. Ada yang memilih Alkitab lusuh, ada yang memilih pot bunga mati, ada yang membawa pakaian bayi yang tak sempat lahir.

Pambudi hanya membawa kotak kecil berisi surat-surat Nora.

Dan saat gerbang terbuka, ia menoleh sekali lagi. Melihat bayang dapur, barak, tanah lapang dan semua tempat dimana harapan pernah nyaris mati tapi kemudian memilih bangkit.

Di luar camp, para biarawati menyambut dengan senyum dan air mata. Sr. Agnes menepuk bahu Pambudi pelan. "Kau tidak hanya menyelamatkan orang. Kau menyelamatkan cerita."

Dan Pambudi menjawab, "Cerita itu milik Nora. Aku hanya penjaganya."
---
Beberapa minggu kemudian, sebuah surat datang.

Beramplop krem, berstempel Palang Merah Internasional.

Ditujukan pada: Pambudi, Penjaga Dapur Camp 6 Ambarawa.

Isinya singkat:

'Aku diberi waktu menulis satu surat untuk dunia luar. Dan aku memilih menulis padamu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun