Pambudi menatap langit. Dan dalam batinnya, ia berkata:
"Lihat, Nora. Akhirnya fajar datang juga."
---
Beberapa hari kemudian, Camp 6 resmi ditinggalkan.
Interniran diberi kesempatan menuliskan satu benda yang ingin mereka bawa. Ada yang memilih Alkitab lusuh, ada yang memilih pot bunga mati, ada yang membawa pakaian bayi yang tak sempat lahir.
Pambudi hanya membawa kotak kecil berisi surat-surat Nora.
Dan saat gerbang terbuka, ia menoleh sekali lagi. Melihat bayang dapur, barak, tanah lapang dan semua tempat dimana harapan pernah nyaris mati tapi kemudian memilih bangkit.
Di luar camp, para biarawati menyambut dengan senyum dan air mata. Sr. Agnes menepuk bahu Pambudi pelan. "Kau tidak hanya menyelamatkan orang. Kau menyelamatkan cerita."
Dan Pambudi menjawab, "Cerita itu milik Nora. Aku hanya penjaganya."
---
Beberapa minggu kemudian, sebuah surat datang.
Beramplop krem, berstempel Palang Merah Internasional.
Ditujukan pada: Pambudi, Penjaga Dapur Camp 6 Ambarawa.
Isinya singkat:
'Aku diberi waktu menulis satu surat untuk dunia luar. Dan aku memilih menulis padamu.