Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Kemarau yang Membunuh Bapak

6 September 2021   07:38 Diperbarui: 7 September 2021   05:24 1238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Cerpen : Gagal Panen. Sumber: Regional Kompas

Sudah lama Paiman, berharap anak sulungnya menggarap sawah. Tapi Sarwono lebih tergiur bekerja di kota. 

Jakarta dipilihnya. Dijualnya sebagian sawah jatahnya, untuk modal awal hidup di Jakarta. 

Diam-diam Sarwono, nguping di ruang tengah. Mendengar percakapan bapak dan adiknya itu. Sarwono, sebenarnya merasa tidak enak sama adiknya Sutarjo. 

Minggu ini, giliran sawah Tarjo yang seharusnya dapat jatah air. Ini sudah disepakati, karena sawah keduanya, berdampingan. 

"Sepertinya bapak, selalu mbelain Mas Wono, padahal, aku dah ngalah, minggu lalu, sawah Mas Wono sudah kebagian air, yang harusnya bagianku"

"Tapi aku ngalah. Aku sampai tunda untuk nggarap sawah, karena sawah masih kering". "

Kalau minggu ini, sawahku kering, padi yang masih hijau-hijau itu bisa langsung menguning sebelum waktunya Pak"

"Kering dan gabuk, karena kekeringan" kata Tarjo, protes ke bapaknya dengan panjang lebar. 

Di balik dinding ruang tengah, yang memisahkan ruang tengah dan dapur, Sarwono, masih terdiam. Antara paham dan ego karena dia merasa kakak yang harus didahulukan. 

Lagian pikir Sarwono, beban Tarjo tidak begitu berat. Anaknya baru satu, belum sekolah. Belum butuh biaya banyak. 

Sementara, Sarwono, kedua anaknya sudah butuh biaya. Anak pertamanya, sudah kelas dua SMP dan anak bungsunya kelas lima SD. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun