Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

Bimantara:Dari nol belajar Menggali dari pengalaman pribadi yang menginspirasi untuk sesama:demah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bapak: Bukan Sekadar Daging yang Terurai

5 Maret 2024   09:05 Diperbarui: 5 Maret 2024   09:12 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bapak: Bukan Sekadar Daging yang Terurai


Bapak, kau bukan seonggok daging yang hancur,
Di makan tanah, terurai jadi pupuk bagi tanaman.
Jauh dari itu, kau abadi di hati,
Sebagai spirit, penyemangat, pemotivasi, penggerak.

Di tengah masyarakat, kau teladan yang mulia,
Di gereja, kau pancarkan kasih dan cinta.
Berbangsa dan bernegara, kau pahlawan tanpa tanda jasa,
Dedikasi dan pengabdianmu tak terhingga.

Ketekunanmu bagai baja yang kokoh,
Tak kenal lelah, demi kebahagiaan keluarga.
Kau ajarkan kami arti hidup yang sesungguhnya,
Berjuang dengan penuh semangat dan cinta.

Kini kau telah tiada, raga tak lagi bersama,
Namun kenangan indah takkan terlupa.
Suara tawamu, kasih sayangmu, dan nasihatmu,
Akan selalu kami ingat dan jadikan pegangan hidup.

Bapak, kau bukan seonggok daging yang terurai,
Kau abadi di hati, di setiap langkah kami.
Terima kasih atas semua yang kau berikan,
Semoga kau damai di surga, bersama Sang Pencipta.

Bapak, engkau bukan sekadar seonggok daging,
Yang hancur terurai menjadi pupuk bagi tanah.
Engkau abadi dalam hati, sebagai spirit yang tegar,
Penyemangat, pemotivasi, penggerak yang luhur.

Di tengah masyarakat yang bergetar,
Engkau tegak, menjulang seperti pohon yang berakar.
Demi kemuliaanMu, bapak berdiri kokoh,
Menjadi contoh yang hidup, memimpin dengan cinta dan kebijaksanaan.

Di gereja, engkau adalah teladan iman,
Mengajarkan tentang kasih dan pengampunan.
Dalam setiap langkah, dalam setiap doa,
Engkau memuliakan nama-Nya, dengan kesetiaan yang abadi.

Di negara, engkau adalah warga yang berbakti,
Mengabdi dengan setia, menjaga keadilan dan kebenaran.
Demi kemuliaanMu, engkau berjuang,
Membangun bangsa yang bersatu, dalam damai dan persaudaraan.

Bapak, dalam segala hal, engkau menuntun kami,
Menjadi manusia yang berbakti, beriman, dan berkepribadian.
Engkau adalah cahaya dalam kegelapan,
Pemimpin yang setia, mengabdi demi kemuliaan-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun