Sarwono juga tak mau bertandang ke rumah bapaknya. Bahkan ia membuat pagar, membatasi rumah mereka.Â
Karena ulah Sarwono, kakaknya itu, Tarjo tak tinggal diam dan tak mau kalah. Dicangkulnya tanah samping rumah dan ditanaminya dengan pohon berduri.Â
Ia juga menyebar pecahan kaca di samping rumah yang bersebelahan dengan kakaknya.
Ia lakukan itu, agar kakak, ipar dan keponakannya, dari rumah sebelahnya, tak berani melewatinya.Â
Sebaliknya, Sarwono melarang anak-anaknya menengok kakeknya dan juga melarang anaknya bermain dengan adik sepupunya. Anak dari Sutarjo, pamannya.Â
Bapaknya stres melihat ulah kedua anaknya itu. Akibat kemarau panjang, anaknya bermusuhan.Â
Paiman, sakit-sakitan karenanya, dan tak lama sesudahnya ia menyusul istrinya ke liang baka.Â
Kemarau panjang, membunuh bapaknya. Pikir Tarjo dan Wono. Keduanya menyalahkan musim.Â
Kemarau panjang, menyebabkan kematian Paiman. Kemarau panjang memisahkan persaudaraan kedua kakak beradik sekandung itu.Â
Kemarau panjang, bahkan juga hampir merenggut nyawa kedua bersaudara kakak beradik itu. Â
***