Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Kemarau yang Membunuh Bapak

6 September 2021   07:38 Diperbarui: 7 September 2021   05:24 1238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sarwono juga tak mau bertandang ke rumah bapaknya. Bahkan ia membuat pagar, membatasi rumah mereka. 

Karena ulah Sarwono, kakaknya itu, Tarjo tak tinggal diam dan tak mau kalah. Dicangkulnya tanah samping rumah dan ditanaminya dengan pohon berduri. 

Ia juga menyebar pecahan kaca di samping rumah yang bersebelahan dengan kakaknya.

Ia lakukan itu, agar kakak, ipar dan keponakannya, dari rumah sebelahnya, tak berani melewatinya. 

Sebaliknya, Sarwono melarang anak-anaknya menengok kakeknya dan juga melarang anaknya bermain dengan adik sepupunya. Anak dari Sutarjo, pamannya. 

Bapaknya stres melihat ulah kedua anaknya itu. Akibat kemarau panjang, anaknya bermusuhan. 


Paiman, sakit-sakitan karenanya, dan tak lama sesudahnya ia menyusul istrinya ke liang baka. 

Kemarau panjang, membunuh bapaknya. Pikir Tarjo dan Wono. Keduanya menyalahkan musim. 

Kemarau panjang, menyebabkan kematian Paiman. Kemarau panjang memisahkan persaudaraan kedua kakak beradik sekandung itu. 

Kemarau panjang, bahkan juga hampir merenggut nyawa kedua bersaudara kakak beradik itu.  

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun