Mohon tunggu...
Widodo Antonius
Widodo Antonius Mohon Tunggu... Guru SD Tarsisius Vireta Tangerang

Hobi membaca menulis dan bermain musik

Selanjutnya

Tutup

Home

Orang Tua Marah dan Anak Ngambek: Bagaimana Mengelola Emosi dalam Keluarga?

16 September 2025   18:40 Diperbarui: 16 September 2025   21:51 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Orang Tua Marah dan Anak Ngambek: Bagaimana Mengelola Emosi dalam Keluarga?
Oleh: Widodo, S.Pd.

 

Pendahuluan
Tidak selamanya keadaan rumah tangga itu baik-baik saja. Ada kalanya suasana yang tenang berubah menjadi panas hanya karena persoalan sepele. Bayangkan saja keadaan negara di mana pejabat bisa "kepeleset" dalam berbicara hingga memicu amarah rakyat, menjadikannya ikon Darurat Public Speaking Pejabat yang Makin Mengkhawatirkan. Begitu pula di rumah, orang tua pun bisa "keselo" lidah saat menegur, sementara anak-anak bisa merasa tersinggung lalu ngambek. Masalah tambah rumit jika orang tua enggan mengakui kesalahan.

Pada dasarnya, baik ayah, ibu, maupun anak bisa menjadi pihak yang salah. Kelihatannya sederhana: cukup minta maaf, selesai. Namun kenyataannya tidaklah demikian, sebab tidak ada "kurikulum baku" tentang bagaimana menjadi orang tua yang sempurna, atau bagaimana menjadi anak yang selalu penurut. Justru di sinilah seni mengelola emosi dalam keluarga perlu dipelajari.

Pembahasan

1. Bagaimana jika Ayah menyinggung perasaan anak?

Ayah sering menjadi sosok yang tegas di mata anak. Namun, ketegasan yang berlebihan dapat melukai hati. Jika ayah sadar bahwa ucapannya menyinggung, sebaiknya ia segera merendahkan hati dengan meminta maaf. Langkah sederhana seperti duduk bersama anak, mendengarkan keluhannya, atau bahkan memeluknya, dapat meredakan luka hati yang timbul. Anak yang dihargai perasaannya akan lebih mudah memaafkan.

2. Bagaimana jika Ibu yang berbuat salah?

Ibu biasanya menjadi tempat anak bercerita, tetapi itu tidak berarti ibu tidak pernah salah. Misalnya, ibu terburu-buru menegur atau salah paham dengan anak. Dalam situasi ini, ibu perlu memberi teladan dengan mengakui kesalahan dan memperbaikinya. Sikap rendah hati dari seorang ibu justru memperkuat wibawanya, bukan melemahkannya. Anak akan belajar bahwa orang dewasa pun bisa salah dan tetap berharga saat mau bertanggung jawab.

3. Bagaimana menghadapi anak yang ngambek?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun