Mohon tunggu...
Abrurizal Wicaksono
Abrurizal Wicaksono Mohon Tunggu... Pekerja Sosial

Selayaknya orang biasa.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Saatnya HRD Stop Jadi Polisi CV: Sebuah Tamparan Keras untuk HRD yang Stagnan

26 Juni 2025   14:20 Diperbarui: 27 Juni 2025   08:48 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
hrd dan pertanyaannya yang template | sumber gambar: id.jobstreet.com

Karena bisa jadi, orang yang Anda cap sebagai "kutu loncat" itulah yang justru paling adaptif, paling cepat belajar dari kegagalan, dan paling tahu bagaimana memberikan impact maksimal dalam keterbatasan waktu. Mereka adalah aset, bukan liabilitas.

Mari Ganti Pertanyaannya, Sekarang Siapa yang Seharusnya Diinterogasi?

Daripada Anda sibuk bertanya, "Kenapa kamu pindah-pindah?", yang hanya menunjukkan kemalasan berpikir Anda, coba ubah pertanyaan usang itu menjadi sebuah refleksi yang menampar:

"Kenapa kamu bertahan begitu lama di tempat yang jelas-jelas tidak memberi ruang untuk tumbuh, tidak menghargai kontribusi, dan hanya memeras tenaga?"

Sekarang, siapa yang harus ditanya lebih dulu? Siapa yang harus merefleksikan diri lebih dalam?

Jika Anda HRD, rekruter, atau profesional yang pernah mengalami diskriminasi karena "riwayat pindah-pindah," saya ingin mendengar jeritan dan cerita Anda. Mari kita bersama-sama membangun budaya kerja yang tidak hanya melihat CV dari panjangnya deretan angka, tapi dari cerita, makna, perjuangan, dan pelajaran berharga di baliknya. Cukup sudah HRD jadi polisi CV yang bermental feodal!

#CareerReflection #HumanResources #LSM #GigEconomy #ProfessionalIntegrity #LinkedInOpini #HRMindset #RantBerkelas #RevolusiKerja #HRDMelek

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun