Mohon tunggu...
Wawan Ridwan AS
Wawan Ridwan AS Mohon Tunggu... Guru dari Cikancung

Konsep, Sikap, Action menuju Good Respect.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ancaman Desentralisasi Nilai: Perilaku Politik Ular Merpati Kant dalam Krisis Kepercayaan Publik

30 Agustus 2025   13:35 Diperbarui: 30 Agustus 2025   15:08 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung DPR RI Senayan Jakarta | Foto: Kompas.com

Sebagaimana ungkapan Bung Karno mengatakan untuk satukan kata dengan perbuatan', harusnya ditiru para elite politik, tetapi ternyata justru elite-elite ini tidak mampu menjaga ruh ajaran Bung Karno itu sendiri.

Peran Aktif Media dan Masyarakat

Media dan masyarakat sipil memiliki peran sentral sebagai pengawas independen. Media bertanggung jawab mengekspos tindakan politisi yang kontradiktif dengan kepentingan publik, sementara masyarakat sipil, melalui organisasi dan kampanye, dapat menuntut akuntabilitas dan mendorong partisipasi warga dalam proses politik.

Dengan kolaborasi ini, akan lebih sulit bagi politisi untuk menyembunyikan motif dan perilaku mereka yang tidak etis, sehingga masyarakat dapat membuat keputusan yang lebih cerdas.

Pencegahan perilaku politik di masa depan sangat bergantung pada terbentuknya budaya akuntabilitas dan transparansi. Hal ini menuntut para politisi untuk bersikap terbuka dan siap mempertanggungjawabkan setiap keputusan mereka.

Masyarakat juga harus terlibat secara aktif dan berkelanjutan dalam pengawasan. Dengan terciptanya budaya ini, perilaku ular dan merpati dapat dicegah, karena politisi yang tidak beretika akan mudah terdeteksi, dan publik akan menjadi lebih teredukasi serta mampu menuntut perubahan nyata.

Membangun Marwah Politik dalam Kepercayaan Publik

Perilaku buruk para politisi pada dasarnya disebabkan karena lemahnya penempatan makna hukum dan etika dalam kehidupan mereka. Hukum cenderung hanya dipahami sebagai suatu kepastian belaka, tidak dipahami pada makna lain seperti kemanfaatan dan keadilan.

Krisis kepercayaan publik berakar dari ketidakmampuan politik untuk menjembatani jurang antara idealisme dan realitas. Di sinilah wajah ular dan merpati Kant menjadi gambaran nyata: watak ularlah yang terus mendominasi, menggerus nilai-nilai luhur yang seharusnya menjadi standar.

Ancaman desentralisasi nilai hanya dapat diatasi jika politisi kembali pada esensi moralnya, bukan hanya karena tuntutan hukum, melainkan karena kesadaran akan tanggung jawab etis. Hanya dengan begitu, kepercayaan publik dapat kembali dibangun, dan marwah politik sebagai jalan pengabdian dapat dikembalikan.

Ref: Mizan: Jurnal Ilmu Syariah, 2014 & Jurnal Ledalero, 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun