Dalam kacamata komunikasi kritis, hal ini bisa dibaca sebagai kegagalan. Rakyat merasa tidak merasa diwakili secara nyata, hanya dijadikan penonton da
Ingin benar-benar dihormati rakyat? Mulailah dengan membangun kebiasaan sederhana namun mendalam: "membaca buku"
BENAR dan baik kerap kali tenggelam, atau berubah menjadi samar-samar, tidak jelas dalam praktek politik kita. Hati nurani dinihilkan, bahkan ditiadak
Ia gugur bukan karena lemahnya gagasan, melainkan karena keberaniannya menantang semua pihak
Artikel
Perdebatan tentang siapa yang lebih unggul memimpin suatu negara bukanlah hal baru, apakah teknokrat atau politisi?
Laiknya lirik lagu ebiet G Ade, Ia mampu memikul beban yang makin syarat dan tetap bertahan. Dengan besarnya tanggungjawab, maka pantaslah.
Politisi tidak pernah mempercainya dirinya sendiri, justru mereka terkejut bila rakyat mempercayainya.
Omongan pejabat bukan sekadar suara. Ia adalah cermin dari etika sebuah bangsa yang sedang belajar bertutur.
Para anggota dewan, sudah tidak berharga di mata rakyat, para mafia
Birokrasi bukan mesin otomatis. Ia butuh operator (birokrat), bahan bakar (masyarakat), dan GPS (roadmap).
Innalillahi wa inna ilaihi raji'un.Saya memulai tulisan ini dengan ucapan belasungkawa yang mendalam atas meninggalnya Affan Kurniawan, seorang pengem
Jalanan tetap bernyanyi, suara rakyat jadi guntur. Jiwa yang berpijar tak padam, harapan mengapung meski janji karam.
Peristiwa sosial politik kita saat ini memicu reaksi ketidakpercayaan publik, etika moralitas elit dipertanyakan, ancaman pada desentralisasi nilai?
"DPR: dewan wakil rakyat atau dewan pemeras rakyat? 🤔"
Rakyat mulai bertanya: Untuk apa kalian dipilih? Apa yang sudah kalian lakukan? Kenapa kalian terus menambah beban, bukan solusi?
Rakyat Serakah, Politisi Tamak: Membaca Ulang Pernyataan Dedi MulyadiDi tengah hiruk-pikuk berita OTT pejabat, kasus Immanuel Ebenezer, hingga gonjang
Yang tertinggal: harta, proyek, kursi kosong, dan baliho pudar dengan senyum lebar
konflik berkepanjangan di Afrika yang tidak pernah jadi sorotan media, menewaskan jutaan warga sipil tidak bersalah
Berpikir ilmiah kini menjadi tantangan besar bagi para akademisi dan pakar berhadapan dengan para politisi atau publik penyebar hoax.