Peringatan: Artikel ini khusus untuk yang sudah halal!
Waktu masih lajang, hidup serasa milik sendiri. Gaji? Bebas mau dipakai apa saja---beli iphone, traktir teman, sesekali kirim ke orang tua sebagai bentuk anak berbakti.
Waktu? Pulang kerja bisa nongkrong dulu. Main game? Scroll TikTok? Nonton bola sampai dini hari? Bebas, bos!
Tapi... setelah menikah, semua itu perlahan jadi kenangan. Apalagi kalau sudah punya anak. Hidup bukan tentang "aku" lagi, tapi "kita". Eh, lebih tepatnya "mereka duluan", baru "kita".
Tenang, menikah bukan berarti hidup jadi monoton. Masih ada banyak hal seru (dan menantang!) yang bisa dilakukan bersama pasangan kok. Apa saja? Cekidot!
1) Mengasuh dan Mendidik Anak Bersama
Anak kan hasil proyek berdua. Masa ngasuhnya cuma satu orang? Contoh nih: di rumah kami, mendampingi anak ke Sekolah Minggu adalah tugas tim---suami dan istri. Hari ini, pas ada Perjamuan Kudus di gereja, Sekolah Minggu digabung dengan ibadah umum.
Masalahnya, anak kami tipe kinestetik alias "senang bergerak". Bisa bayangkan balita duduk tenang selama hampir dua jam? Enggak bisa.
Pilihannya:
* Kasih HP biar anteng
* Biarkan dia lari-lari keliling gereja
* Atau... bawa segala perbekalan tempur dari rumah
Kami pilih opsi ketiga. Ribet? Ya. Tapi lebih ribet lihat jemaat melirik tajam karena anak kita jungkir balik di dekat mimbar, ya kan?
2) Bergantian Menjaga Anak
Idealnya sih bareng-bareng. Tapi hidup tak seideal konten Instagram. Contohnya: Sabtu lalu aku ada wisata guru ke Jogja, dari pagi sampai malam. Istriku full team sama anak di rumah.
Hari ini gantian. Sepulang ibadah, istriku ada pertemuan dasa wisma di restoran (serius, bukan restoran cepat saji yes). Untungnya ada wahana bermain. Aku dan anak makan dulu, lalu main bareng. Istri tenang ngobrol dengan ibu-ibu, aku bahagia bisa meluncur pakai ban truk bekas, haha!
Setelah itu? Aku menidurkan anak, istri masak. Sore, istri ke pertemuan pelayanan. Malam, aku rapat RT bahas acara tujuhbelasan. Hidup kami seperti sirkuit estafet---tapi tanpa medali.
3) Piknik dan Kerja Bareng Keluarga
Minggu lalu kami ikut retret parenting di Solo. Orang tua belajar, anak main-main. Tapi anak kami malah buka "playgroup sendiri", enggan gabung dengan yang lain. Mungkin dia merasa lebih cocok jadi CEO taman bermain lokal.
Di hari-hari biasa, kerja sama suami-istri sangat vital. Masak, nyapu, ngepel, nyuci, menjemur, melipat, mandiin anak, suapin, buang sampah, belanja, anter latihan push bike... daftar tugas ini panjang, lebih panjang dari struk belanja pas belanja mingguan.
Kecuali kamu punya asisten rumah tangga full time---selamat! Kalau enggak? Ya, dikerjain bareng.
Seperti hari ini: istriku bikin bolu pisang, aku dan anak tidur siang. Bangun-bangun, aku mulai menaklukkan "gunung pakaian" di kamar. Kenapa? Karena kami butuh ruang untuk istirahat, bukan untuk ekspedisi!
Lelaki melipat pakaian? Ya, kenapa enggak? Lelaki sejati itu bukan banyak gaya---tapi membantu mengurus anak dan rumah. Aseek!
Penutup
Menikah bukan akhir dari petualangan, tapi awal dari misi bersama. Mulai dari urusan rumah, ngurus anak, sampai piknik dan rapat RT---semua bisa jadi cerita seru kalau dijalani bersama.
Jadi, yuk, jalani rumah tangga dengan tawa, kerja sama, dan camilan hangat seperti bolu pisang buatan istri.
Selamat menjadi tim solid, suami-istri penuh aksi! --KRAISWANÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI