2) Bergantian Menjaga Anak
Idealnya sih bareng-bareng. Tapi hidup tak seideal konten Instagram. Contohnya: Sabtu lalu aku ada wisata guru ke Jogja, dari pagi sampai malam. Istriku full team sama anak di rumah.
Hari ini gantian. Sepulang ibadah, istriku ada pertemuan dasa wisma di restoran (serius, bukan restoran cepat saji yes). Untungnya ada wahana bermain. Aku dan anak makan dulu, lalu main bareng. Istri tenang ngobrol dengan ibu-ibu, aku bahagia bisa meluncur pakai ban truk bekas, haha!
Setelah itu? Aku menidurkan anak, istri masak. Sore, istri ke pertemuan pelayanan. Malam, aku rapat RT bahas acara tujuhbelasan. Hidup kami seperti sirkuit estafet---tapi tanpa medali.
3) Piknik dan Kerja Bareng Keluarga
Minggu lalu kami ikut retret parenting di Solo. Orang tua belajar, anak main-main. Tapi anak kami malah buka "playgroup sendiri", enggan gabung dengan yang lain. Mungkin dia merasa lebih cocok jadi CEO taman bermain lokal.
Di hari-hari biasa, kerja sama suami-istri sangat vital. Masak, nyapu, ngepel, nyuci, menjemur, melipat, mandiin anak, suapin, buang sampah, belanja, anter latihan push bike... daftar tugas ini panjang, lebih panjang dari struk belanja pas belanja mingguan.
Kecuali kamu punya asisten rumah tangga full time---selamat! Kalau enggak? Ya, dikerjain bareng.
Seperti hari ini: istriku bikin bolu pisang, aku dan anak tidur siang. Bangun-bangun, aku mulai menaklukkan "gunung pakaian" di kamar. Kenapa? Karena kami butuh ruang untuk istirahat, bukan untuk ekspedisi!
Lelaki melipat pakaian? Ya, kenapa enggak? Lelaki sejati itu bukan banyak gaya---tapi membantu mengurus anak dan rumah. Aseek!
Penutup