Bintang-bintang telah kembali
nyala lampu mulai bertebaran
langit gelap, sensasi kerlip di sana
semakin lelah tubuh ini, kusandarkan dalam bidangnya bahumu
kamu dalam diammu, aku dalam diamku
Malam telah larut, memandang langit dari jendela kaca kamar membuat hati mengelibat mengingat sesuatu. Besok adalah hari istimewa. Ya, aku selalu mengingatnya, meskipun kamu terkadang lupa.Â
Memaklumi adalah suatu bagian hidup yang selalu kubawa jika berhadapan denganmu. Purnama demi purnama yang berganti, itu sudah sangat cukup mengenal semua yang ada padamu.Â
Bahkan dalam hitungan di luar kepala, sehening apapun gerakanmu, itu seperti suara angin yang menderu membisik di telingaku. Terhitung, bak derap langkah kuda. Tap, tap, tap. Tak ada yang bisa lolos dariku.
Tentu saja, karena aku selalu ada di dekatmu. Membuai mimpi bersamamu. Tak terhitung hari. Bahkan jika kau jauh, selalu terhubung oleh gawai.Â
Telah lama aku membuai nikmatnya cintamu
terlukislah segala keindahan yang tak berkesudahan