Karena itu, sebaiknya kita semua baik penumpang, supir, dan petugas lainnya mengusahakan agar kendaraan umum itu nyaman dan aman untuk semuanya. Supir yang mengendarai kendaraan dengan baik dan tahu tanggung jawabnya terhadap penumpang yang dia bawa, dan juga penumpang yang saling menghormati dan mentaati peraturan demi kenyamanan bersama.Â
Tidak ada hubungan derajat siapa yang lebih tinggi atau lebih rendah di sini. Jadi mari saling menjaga dan bertanggung jawab atas hak dan kewajiban masing-masing.
Memang tidak semua orang sadar akan hak dan tanggung jawabnya. Ada saja orang yang seenaknya, dan memanfaatkan kesempatan di ruang publik dalam transportasi umum. Namun itu bukan alasan kita untuk menjadi sama dengan mereka atau hanya peduli dengan kepentingan diri sendiri tanpa peduli orang lain.
Di negara maju seperti Singapura, yang konon transportasi umumnya adalah yang terbaik di dunia, pun masih mungkin terjadi hal-hal yang kurang menyenangkan.
Saya pernah dua kali menemukan seseorang menatap saya tak berkedip dan kemudian menyeringai ke arah saya. Saya berusaha meyakinkan diri bahwa dia memang menatap saya. Dan hal itu membuat saya tidak nyaman dan merasa ketakutan. Ketika MRT berhenti dan orang banyak turun, saya memutuskan untuk ikut turun walau belum sampai tujuan. Saya berusaha menghilang diantara keramaian orang-orang. Ternyata, orang itu juga ikut turun dan menyeringai lagi ke arah saya. Saya pun langsung buru-buru naik lagi ke MRT. Untung orang itu tidak sempat ikut naik.
Kedua kali, ketika akan berangkat ke kantor, saya menemukan gelagat yang sama di MRT. Dan kali ini, orang itu mengikuti saya berjalan kaki sampai ke arah kantor. Lama-lama saya merasa takut juga, hingga akhirnya memutuskan untuk masuk ke kafe langganan kantor dan ngetem dulu di situ beberapa menit. Untung kenal dengan baristanya saking seringnya meeting di situ.
Dalam kondisi seperti itu, kalau lapor petugas, tentunya orang itu bisa berkelit. Namanya tempat umum, bisa saja dia bilang tidak sengaja melihat ke arah saya, dan kebetulan memang hendak ke arah yang sama.Â
Petugas pun tidak bisa sembarangan memproses suatu laporan tanpa bukti yang jelas. Apalagi di Indonesia, seringkali kita diminta untuk "maklum" saja atas kondisi-kondisi tidak menyenangkan yang kita alami.
Maka itu, saya rasa kita sendiri pun harus cerdik dan berusaha menjaga diri sendiri tanpa mengganggu kenyamanan orang lain. Jika terjadi sesuatu yang sudah tidak dapat ditolerir, usahakan memiliki bukti, entah itu foto atau saksi yang melihat. Jangan cuma mengandalkan keberadaan CCTV di dalam ruang transportasi publik.Â
Karena harus diakui, terkadang, di negara kita ini ada saja prosedur yang tidak dijalankan dengan benar dan lepas dari pengawasan. Gimana kalau ternyata CCTV sedang rusak saat kejadian atau hanya sekedar dipasang tetapi kenyataanya cuma beroperasi dengan baik dalam satu bulan pertama saja?
Selain itu, semoga dari sisi pengelola transportasi publik pun dari hari ke hari dapat selalu meningkatkan pelayanannya.