Ketika kita kerepotan tentang sesuatu hal dan butuh bantuan dan dukungan, saudara kita yang kita harapkan peka untuk membantu, eh boro-boro...malah gak ngeh sama sekali, sibuk dengan dirinya sendiri dan untuk kepentingan dirinya sendiri. Ketika kita tidak tahan untuk berterus terang akan ketidak pekaannya, ada seribu satu alasan untuk pembenaran.
Orang-orang  yang dulunya memuja-muja tanpa diminta, tiba-tiba menjadi orang yang bersama-sama orang lain lagi mencari-cari kesalahan kita, menyalibkan kita. Â
Semua itu bisa jadi alasan untuk "pergi" melarikan diri. Merasa sendirian, marah karena diperlakukan tidak adil, dihianati, merasa dimanfaatkan. Semua itu bisa jadi alasan untuk tidak setia.
Tetapi cobalah lihat Tuhan Yesus dalam jalan salibnya. Penderitaannya jauh lebih berat. Dia disiksa bukan karena suatu kesalahan yang dia buat. Tetapi dia rela menanggung semuanya. Bahkan memaafkan orang-orang yang membuat dia menanggung semua penderitaan itu.
Dengan mengikuti jalan salib Yesus, saya percaya, Tuhan tahu penderitaan kita. Karena dia sendiri sudah lebih dulu mengalaminya. Artinya kita tidak sendirian. Ada Tuhan Yesus yang mengerti segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita. Karena itu, Dia juga pasti bisa menguatkan kita. Membimbing dan menemani kita supaya kita sanggup setia sampai akhir.
Melarikan diri dari salib yang harus kita pikul, hanya akan membuat kita menjadi manusia yang tidak bertumbuh dan penuh penyesalan di kemudian hari. Sebaliknya, tetap setia pada salib yang harus kita pikul, menjadikan kita manusia yang lebih baik lagi. Hidup pun akan jadi lebih berarti dan bermakna.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI