Bersama dengan sektor swasta, mereka juga membentuk ekosistem terbuka untuk identitas digital. Warga di masa depan akan dapat menyimpan data pribadi dan dokumentasi digital dalam bentuk terenkripsi di smartphone mereka.
Mereka kemudian dapat menentukan sendiri kapan harus menggunakan informasi ini, memungkinkan mereka mengakses dengan aman dan mudah ke layanan online yang disediakan oleh bisnis dan otoritas publik.
Penting bagi mereka bahwa infrastruktur baru harus
- sensitif terhadap privasi data,
- aman,
- dapat dipercaya,
- dapat dioperasikan di seluruh UE (eIDAS), tidak berpemilik.
Ekosistem identitas digital ini memiliki potensi besar bagi perekonomian. Kami bermaksud untuk mendemonstrasikan hal ini dengan hingga sepuluh aplikasi percontohan yang dikembangkan bekerja sama dengan sektor swasta.Â
Sebagai kasus penggunaan pertama, digitalisasi formulir pendaftaran hotel untuk proses check-in digital sepenuhnya sedang diujicobakan (mitra: Motel One, Lindner Hotels & Resorts, Steigenberger Hotels, Bosch, Lufthansa, dan Deutsche Bahn).Â
Amandemen hukum Federal Act on Registration memungkinkan penyelesaian formulir pendaftaran secara digital sepenuhnya. Uji coba telah dimulai pada Mei 2021, dan sekitar 120 lokasi hotel di Jerman akan terhubung pada musim panas 2021.
**
Kita kembali ke pilihan E-KTP digital
Sudah cukup, minimal yang diberitakan oleh berita mainstream online tentang pemanfaatan dan uji coba E-KTP Digital ini. Seperti yang diberitakan Kompas.com (11/01/2022) tentang perbedaan E-KTP Digital Dengan E-KTP Biasa, dan bisa tanpa fotocopy asal peralatannya mendukung tentunya.
Disebutkan kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) tengah menguji versi baru dari e-KTP, yang nantinya disebut sebagai e-KTP Digital atau Identitas Digital. Â
Oleh Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Zudan Arif Fakrulloh mengatakan bahwa pihaknya telah menguji e-KTP Digital pada 58 kota/kabupaten di Indonesia sejak 2021.