Ketika Inspirasi Bertemu Ego
Sore harinya, di ruang guru, terjadi insiden kecil.
Pak Reno baru saja mendapat kabar bahwa videonya tentang mural siswa masuk feed akun Dinas Pendidikan.
Semua orang heboh memberi selamat.
Pak Bima menatap layar HP-nya dengan wajah menegang halus.
"Oh, video kamu yang diunggah ya? Bagus kok. Cuma... kalau soal konsep, mirip dengan yang saya sampaikan dulu di rapat."
Pak Reno tertawa santai.
"Iya, Pak, tapi bedanya video saya beneran dikerjakan anak-anak."
"Oh begitu... ya nggak apa-apa. Yang penting, semua demi sekolah inspiratif kita, kan?"
(Nada suaranya seolah berkata: 'Tapi jangan lupa siapa yang mulai inspirasi ini.')
Bu Kinan Mulai Menyadari
Malam itu, Bu Kinan menulis di jurnal pribadinya:
"Di sini semua guru bicara tentang inspirasi, tapi jarang yang benar-benar menginspirasi.
Yang mereka perjuangkan bukan perubahan, tapi perhatian."
Ia menatap foto kegiatan sekolah di Instagram: senyum para guru tampak bahagia, tapi ada sesuatu yang janggal --- semua berdiri agak miring, memberi ruang lebar di tengah untuk Pak Bima yang tampak paling bersinar di bawah lampu taman.
Keesokan paginya, Pak Bima kembali ke ruang guru dengan langkah penuh keyakinan.
Ia membawa mug bertuliskan "Visionary Teacher Since 2012" dan membuka laptop dengan musik instrumental motivasi.