Bu Umi Bu guru kami tersayang, mulai saat ini kami berjanji akan menjadi anak yang baik dan penurut, kami berjanji untuk tidak nakal lagi
Untuk bapak ibu guru kami tercinta maafkanlah kesalahan-kesalahan yang sudah kami lakukan.
Kata-kata sambutan yang dilontarkan cukup membuat kami semua terharu, aku sendiri menitikkan air mata. Betapa jauh dilubuk hatiku aku begitu menyayangi mereka semua.
Esok pagi hari Minggu yang cerah aku dan anak-anak binaanku berjanji untuk rekreasi ke pantai. Tepatnya di pantai Malimbu, suasana pantai begitu indah dan menyejukkan, kami lalu duduk bersama-sama, satu persatu mereka bercerita kondisi yang mereka alami selama ini, mulai dari keluarga sampai lingkungan sekitarnya.
Ku dengarkan dengan penuh perhatian setiap cerita yang mengalir di bibir mereka. Mulai dari Najibullah yang hidup sebatang kara yang terpaksa tinggal menumpang dirumah pamannya, dan untuk membiayai sekolahnya setiap pulang sekolah dia bekerja membantu nelayan menangkap ikan. Dilanjutkan Zulyadaeni yang harus banting tulang membantu kedua orangnya mencari nafkah dengan membuka bengkel kecil-kecilan.
Hampir semua anak-anak binaanku merupakan anak-anak yang tidak seberuntung anak-anak yang lain. Untuk bisa sekolah mereka harus berjuang seberat itu, mereka butuh dirangkul, disayang dan dicintai.
Oya Bu bagaimana kalau hasil kerja kami, sebagian kami sisihkan untuk di tabung, kami titip uang kami di ibu agar nanti kalau mau bayar SPP atau keperluan lain kami tidak kesulitan." Salah satu dari mereka memberikan usulan yang tak terduga."
Ya Bu saya setuju."ucap Robi."
Dari pada uang hasil kerja keras kami setiap bulannya habis begitu saja mending kita tabung sama Bu guru." Sambung yang lainnya."
Akhirnya mulai saat itu anak-anak binaanku menitipkan sebagian hasil kerja mereka untuk ditabung, ketika pengumuman kelulusan, selain mendapatkan khabar gembira kelulusan, mereka juga sangat gembira karena hari ini aku akan membagikan uang hasil tabungan mereka.
Umeeekk..panggilan dari salah satu temanku membuyarkan lamunanku.