Mohon tunggu...
Ummie Aditya
Ummie Aditya Mohon Tunggu... Guru - Saya guru kimia di SMAN 11 Mataram, lakukan hal-hal positif di setiap hembusan nafasmu adalah moto dalam hidupku.

Saya seorang wanita yang memiliki hati pantang menyerah dan memiliki hati yang penyabar, saya juga tipe wanita yang humoris dan ceria. Dari kecil saya hobi menulis, semua hal yang saya rasakan saya tuangkan dalam bentuk tulisan di didiare, selain hobi menulis saya juga hobi dalam dunia musik, hal-hal yang berbau seni syaa sangat menyenanginya. Gaya tulisan saya sedikit mellow dan banyak menyentuh hal-hal yang berbau cinta dan ketuhanan. Berbaur dengan orang-orang hebat merupakan suatu hal yang sangat saya sukai karena energi positif yang mereka tularkan sangat bermanfaat untuk saya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Asaku di Balik Lakumu

29 Januari 2023   12:57 Diperbarui: 29 Januari 2023   13:07 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lokasi perkemahan kali ini dekat dengan sebuah hotel berbintang lima, aku sempat takjub memandang kemegahan hotel itu. Membayangkan betapa mahal jika harus menginap di sana.

Bu Um, ayo segera pasang tendanya."teriakan dari Bu Sari membuyarkan hayalanku."

Ya bentar aku mau bermain-main dulu dipinggir pantai mau mandi."sahutku."

Pasang dulu tendanya habis itu baru mandi pantai."ujar Bu Sari lagi."

Oke kalau gitu."jawabku lagi."

Setelah tenda terpasang aku mengajak Bu Anggi dan Bu Ulan untuk berkeliling menyusuri keindahan pantai, kegiatan mandi aku tunda karena sepertinya cuaca begitu terik, kala mentari mulai meninggi dan menampakkan pesona indahnya, terik panasnya mulai terasa menyilaukan mata. Menit berlalu, tidak terasa sudah mulai sore. Lembayung senja sudah menampakkan ronanya, agaknya dia sudah siap mengantarkan senja kembali keperaduannya, aku berjalan santai dipinggir hotel bintang lima.

Jujur mataku tak jua mampu berhenti menatap keindahan bangunannya, bangunannya bergaya Erofa namun tetap ada sentuhan Indonesianya.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh, Ibu Bu guru Umi ya?". Tanya seorang pemuda yang tiba-tiba meraih tanganku dan menciumnya.

Tentu saja aku kaget bukan kepalang.

Masa bu guru gak inget sama saya."ucapnya lagi."

Ku perhatikan wajahnya, kulitnya begitu putih bersih lengkap dengan baju dan dasi di lehernya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun