Mohon tunggu...
Umiyamuh
Umiyamuh Mohon Tunggu... Novelis - Seorang Penulis

Bukan orang penting, hanya seseorang yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Angin Senja

21 Oktober 2020   13:27 Diperbarui: 21 Oktober 2020   20:55 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Duduk berdua di bawah naungan nyiur yang melambai-lambai di senja sore yang damai. Bayu membelai rambut panjang Naira yang duduk bersimpuh diatas pasir yang lembut. Deburan ombak bak musik yang mengiringi lagu-lagu cinta yang terdengar hanya diantara mereka berdua.

Sebuah kisah asmara dua insan yang sayangnya tak berakhir bahagia, di suatu ketika Naira dengan tangan menggenggam karya berjalan ke sebuah rumah tak jauh dari kediamannya.

Praakk... 

Terdengar suara kaca yang pecah, Naira hanya tertegun di balik pintu pagar yang kokoh dan rapat. Tidak melihat apa yang terjadi di dalam namun suara kencang seseorang sedang meluapkan emosinya sungguh terdengar jelas.

Itu adalah ayah Bayu, dia memang bukan seseorang yang temperamental setau Naira. Tapi suara itu jelas suara beliau. 

"Mau jadi apa kamu pacaran sama anak itu. Dia cuma anak pelukis sedangkan kamu. Kamu akan jadi jaksa suatu hari nanti."

Deg! Jantung Naira seolah bergejolak mendengar perkataan itu. Dia sadar jika dialah yang di maksud oleh ayah Bayu. Gadis itu mencengkeram kanvas yang di pegang nya. Dan dengan bodohnya Naira tetap di sana menunggu pembelaan apa yang akan Bayu ucapkan pada ayahnya.

"Aku ...  Aku hanya main-main dengannya. Tidakkah ayah tahu dia itu hanya anak SMP. Kita mana mungkin berpikir sejauh itu." jelas itu terdengar suara Bayu.

"Lalu apa yang kalian lakukan di pantai? Kau heran kenapa ayah tahu, hah?" teriak laki-laki itu.

"Tidak ayah, kami tidak sengaja bertemu dan aku hanya menemaninya melukis itu saja. Aku juga tidak menyukainya kami hanya teman, teman ayah!" tegasnya.

"Dia sama sekali tidak akan berguna untukmu di masa depan. Kalian cukup berteman saja."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun