Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Pegiat Lingkungan

Warga Bekasi. Bermukim dekat TPST Bantar Gebang. Sedang belajar mengurangi sampah dengan 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒐𝒎𝒑𝒐𝒔 dan 𝒅𝒊𝒆𝒕 𝒑𝒍𝒂𝒔𝒕𝒊𝒌. Yuk, jadi Game Changer untuk lingkunganmu!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sang Rembulan

7 Desember 2016   20:09 Diperbarui: 7 Desember 2016   20:15 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Flickriver.com

Sungguh, aku tak tahu, bagaimana hidupku tanpanya. Aku juga tak tahu seberapa dalam sayangku kepadanya. Jika ada kata yang lebih dari tak terhingga, mungkin kata itulah yang tepat untuk menggambarkannya. Namun, lidah ini tiba-tiba kelu. Bibir ini mendadak kaku. Padahal yang ingin kuucap cuma satu.

Maka kutitipkan pesan ini melalui angin dan kicauan hewan malam. Dengan isyarat sehalus debu, sehening petang, selirih rintih hujan.

Mawar, tetaplah menjadi rembulan …..untukku.”

***

5 Desember 2016

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun