Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Nomad Digital

Udik!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cerita Bangku pada Sebuah Pantat yang Lelah

21 Januari 2022   07:15 Diperbarui: 21 Januari 2022   07:53 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bangku Kayu dan Sebuah Buku| Dok.pribadi

hanya jam yang musnah
oleh sajak.
Hanya sajak

(2003) 

Anya merasa dirinya tidak lebih dari dua keluh kekal di dingin tiang listrik. 

Ia merasa penemuan akan jam adalah berkah sekaligus kutuk. Dalam jam, manusia memberi batas sekaligus ingin menerabasnya.

Anya seketika gelisah. Bagaimana caranya marah? 

Tapi bangku yang diduduki Anya mendadak ambruk. Seperti kerinduan yang dipaksa tidak bicara. Namun masih saja ingin memeluknya. Ingin merangkul kemarahan Anya. 

Mungkin juga hendak mengingatkan tidak begitu memperlakukan amarah.  

"Auw!" Sebuah paku menancap garang di pantat Anya. 

Paku yang melarikan diri dari nasibnya. Seperti ingin terbebas dari kutuk sepi bangku tua. Di hari ketika Anya membaca soneta.  

***

*) Soneta Dua Dentang adalah puisi karya Goenawan Mohamad yang termuat dalam kitab FRAGMEN: Sajak-sajak Baru, Gramedia: 2016.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun