Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis

Pemerhati Pendidikan dan Pegiat Literasi Politik Domestik

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Kalau Lamaran Kerjamu Ditolak, Buatlah "Lowongan Kerja"

23 Agustus 2025   22:19 Diperbarui: 3 September 2025   16:31 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalimat ini terdengar muluk, saya tahu. Tidak semua orang punya modal besar, jaringan luas, atau ide bisnis cemerlang. 

Tetapi menciptakan lowongan kerja tidak selalu berarti mendirikan perusahaan besar. Membuka jasa kecil-kecilan, menjual keterampilan tertentu, atau bahkan merintis usaha digital sederhana. Semua itu adalah bentuk "lowongan" yang kita buat, dimulai dari diri sendiri.

Dari Pencari Menjadi Pencipta

Banyak cerita lahir dari kegagalan melamar pekerjaan. Ada yang akhirnya menjual makanan di pinggir jalan, dan ternyata justru lebih sukses ketimbang gajinya andai ia diterima bekerja. Ada pula yang beralih ke dunia digital, misalnya menjadi penulis lepas, perancang grafis, atau pengajar daring. Mereka mungkin tidak pernah membayangkan jalannya akan ke situ, tapi justru karena ditolak berkali-kali, mereka menemukan arah baru.

Di sinilah refleksi terpentingnya: penolakan bukan tanda akhir, melainkan undangan untuk membuka pintu lain. Kalau semua pintu tertutup, mengapa tidak kita buat pintu sendiri?

Lebih dari Sekadar Soal Uang

Membuat lowongan kerja bukan hanya soal mencari penghasilan, tetapi juga soal harga diri dan makna hidup.

Dengan menciptakan peluang, sekecil apa pun itu, kita sedang berkata pada dunia: "Aku tidak bergantung pada belas kasihanmu. Aku bisa berdiri di atas kakiku sendiri."

Dan menariknya, ketika kita mulai menciptakan peluang, sering kali kita justru memberi hidup pada orang lain. 

Jasa yang kita tawarkan mungkin kecil, tapi bisa membantu orang lain menyelesaikan masalahnya. Produk yang kita jual mungkin sederhana, tapi bisa jadi rejeki yang mengalir untuk keluarga kita dan orang-orang yang terlibat.

Menyadari Paradigma Baru

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun