Kalimat ini terdengar muluk, saya tahu. Tidak semua orang punya modal besar, jaringan luas, atau ide bisnis cemerlang.Â
Tetapi menciptakan lowongan kerja tidak selalu berarti mendirikan perusahaan besar. Membuka jasa kecil-kecilan, menjual keterampilan tertentu, atau bahkan merintis usaha digital sederhana. Semua itu adalah bentuk "lowongan" yang kita buat, dimulai dari diri sendiri.
Dari Pencari Menjadi Pencipta
Banyak cerita lahir dari kegagalan melamar pekerjaan. Ada yang akhirnya menjual makanan di pinggir jalan, dan ternyata justru lebih sukses ketimbang gajinya andai ia diterima bekerja. Ada pula yang beralih ke dunia digital, misalnya menjadi penulis lepas, perancang grafis, atau pengajar daring. Mereka mungkin tidak pernah membayangkan jalannya akan ke situ, tapi justru karena ditolak berkali-kali, mereka menemukan arah baru.
Di sinilah refleksi terpentingnya: penolakan bukan tanda akhir, melainkan undangan untuk membuka pintu lain. Kalau semua pintu tertutup, mengapa tidak kita buat pintu sendiri?
Lebih dari Sekadar Soal Uang
Membuat lowongan kerja bukan hanya soal mencari penghasilan, tetapi juga soal harga diri dan makna hidup.
Dengan menciptakan peluang, sekecil apa pun itu, kita sedang berkata pada dunia: "Aku tidak bergantung pada belas kasihanmu. Aku bisa berdiri di atas kakiku sendiri."
Dan menariknya, ketika kita mulai menciptakan peluang, sering kali kita justru memberi hidup pada orang lain.Â
Jasa yang kita tawarkan mungkin kecil, tapi bisa membantu orang lain menyelesaikan masalahnya. Produk yang kita jual mungkin sederhana, tapi bisa jadi rejeki yang mengalir untuk keluarga kita dan orang-orang yang terlibat.
Menyadari Paradigma Baru