"Tentu saja, dia menyelinap di samping rumah saya, ya pasti dia ingin mencuri!" Bu Minah menjawab dengan kesal.
Ayah terlihat berpikir hingga menambah kerut di dahinya, "Baiklah, untuk membuktikan apakah benar Pak Warto mencuri. Mari kita lihat pohon bambu itu. Kalau pohon bambu yang dipotongnya hanya satu ruas, berarti Pak Warto benar hanya ingin mengambil bambu, tapi kalau tidak ada, berarti Pak warto memanfaatkan pohon bambu itu agar bisa memanjat ke jendela Bu Minah." Ayah, Pak Danan, dan beberapa orang warga serta tokoh-tokoh kampung melihat pohon bambu yang dimaksud. Aku menunggu dengan rasa penasaran. Beberapa warga juga berdesas-desus penasaran.
Beberapa menit kemudian Ayah kembali. Bapak ketua RT maju ke depan. Beliau berdehem untuk mengambil perhatian warga kampung yang penasaran. "Saudara-saudara, dalam hal ini, Pak warto tidak bersalah pohon bambu yang telah dipotongnya memang hanya untuk dibuat obor, ini buktinya." Pak RT menunjukkan seruas pohon bambu yang telah dipotong pendek, seperti obor bambu yang dibuat Ayah untukku. Kerumunan sedikit demi sedikit membubarkan diri. Aku berlari menghampiri Ayah dan pulang bersama warga yang telah membubarkan diri.
Pak Warto berterima kasih pada Ayah. Pak Warto bercerita bahwa anaknya yang berusia lima tahun merengek untuk dibuatkan obor bambu, Ia ingin mengikuti pawai obor bersama kami. Mendengar cerita Pak Warto, aku merasa malu, mengapa Aku menolak ajakan Ayah untuk ikut pawai obor menyambut lebaran? Sementara anak Pak Warto begitu suka cita ingin mengikutinya. "Sekarang aku mengerti Ayah, maafkan Aku yang tak ingin bersuka cita menyambut lebaran ini." Aku menyesal. Harusnya Aku turut bahagia mengikuti pawai obor ini. Kupegang tangan Ayah erat sekali, aku sudah tak sabar menyambut hari besok. Hari Raya Idul Fitri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI