Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Essi nomor 300 - Selaksa Mantra Buat Sang Guru Bangsa (9)

14 Mei 2025   18:02 Diperbarui: 14 Mei 2025   18:02 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.ngopibareng.id/read/gus-dur-dan-mata-allah-ini-kisah-mengharukan-2289840

Essi 300 -- Selaksa Mantra Buat
Sang Guru Bangsa (9)

Tri Budhi Sastrio

Kaum kuli tinta juga tak kalah suka citanya
          ketika beliau masuk ke istana
Karena ijin diberikan tanpa batas bagi siapa
          saja, kapan saja, di mana saja.
Tetapi apa yang terjadi?  Ha ... ha ... ha ...
          memang begitulah adat dunia,
Ketika sulit ingin dipermudah tetapi setelah
          dipermudah banyak yang merasa
Tak hanya resah tetapi juga gundah, puncaknya
          terjadi ketika para kuli tinta
Tak layak memperoleh fasilitas istana ketika ikut
          berkunjung ke mancanegara.
Mereka hanya boleh nunut pesawat sang kepala
          negara selebihnya mereka
Harus merogoh kocek sendiri jika tetap ingin
          meliput kunjungan kepala negara.
Jangankan manusia setan pun harus pakai biaya
          jika pergi ke manca negara!

Tentang hubungan dagang dengan Israel, sang
          guru bangsa juga dikenal jenaka.
Dia sangat getol berkata dan berupaya agar
          Indonesia menjalin hubungan terbuka
Dengan bangsa pilihan Tuhan yang sekarang
          bermukim di tanah orang Palestina.
Akibatnya bukan hanya santri dan alim ulama
          tetapi juga banyak rakyat jelata
Yang berbondong-bondong datang ke istana
          negara memprotes sang raja kelana.
Dengan ringan dihadapinya massa dan berkata
          'Ah, ini kan hanya ulah menlu saya!'
Sang Shiwab yang sedang di mancanegara
          bergegas pulang dan meminta tanya,
Mengapa dia? Seringan bulu angsa presiden
          kita menjawab seperti tak berdosa:
'Ini kan hanya kiat saya agar mereka segera
          diam dan tak lagi banyak bertanya!'
 
Menggantikan Sastro Al-Ngatawi, pak Sulaiman
          juga punya banyak cerita
Khususnya ketika status asisten pribadi sang
          guru bangsa ditetapkan baginya
Dia yang awalnya tidak lebih dari seorang
          anggota PAC GPA Jagakarsa
Yang secara otomatis juga aktif sebagai anggota
          Barisan Ansor Serbaguna
Terpilih karena sebagian teman dan keluarga
          menganggapnya loyal dan setia.
Yang paling sulit diatur, katanya, berkaitan
          dengan masalah makanan dan selera.
Tak kuasa melawan kehendak sang gus maka
          dia harus siap menerima
Tak hanya teguran tetapi juga murka para putri
          dan sang istri gus tercinta
Yang sangat ingin ayah mereka dan suami
          tercinta sehat dan panjang usia.

Pernah terjadi berkaitan dengan durian yang
          dianggap sebagai makanan dewa,
Aromanya yang merangsang selera singgah di
          hidung sang bapak guru bangsa
Tanpa sadar bahaya, sang asisten diminta
          segera mengambil buah penarik selera.
Dengan gaya seorang asisten penjaga yang
          kenyang makan asam garam dunia
Dengan bijak Sulaiman muda mengingatkan
          bahwa dokter sangat melarang dia
Makan makanan dewa yang menyebabkan
          tekanan darah naik tak terhingga.
Lalu apa jawab sang guru bangsa? Kamu itu
          jangan berani ngatur-ngatur saya,
Durian itu kalau satu boleh-boleh saja, yang
          tidak boleh jika makan satu truk terbuka!
Sulaiman muda tentu saja tak berdaya, dan
          bersiap disemprot anak dan istri tercinta!

Essi 300 -- tbs/kas - SDA04112012 -- 087853451949

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun