"Nah, Tolih, pilihlah salah satu keris pusaka ini milik Baginda Raja. Ambil yang paling engkau sukai."
Di dalam kendaga itu terdapat lima bilah keris pusaka yang berkilau indah. Kendaga pun dibuka, tampak lima keris berjajar rapi. Ki Tolih memperhatikan satu per satu, kemudian tanpa ragu ia mengambil sebilah keris tanpa sarung, warnanya kusam dengan kilau kemerahan yang pudar, tidak seperti keris lainnya yang tampak mewah.
Kepada Patih ia berkata dengan lirih:
"Inilah yang hamba mohon, pusaka Baginda yang tidak bersarung, warnanya kusam kemerahan ini."
Patih tersenyum lalu berkata:
"Baiklah, aku menyetujuinya. Dan mengenai permintaanmu, Sang Prabu tidak keberatan dengan pilihan ini, Baginda menerima dengan ikhlas apa yang kau kehendaki."
Ki Tolih pun menyembah hormat kepada Patih, lalu berkata:
"Kalau begitu, mohon pamit hamba kepada Paduka. Hamba hendak pergi meninggalkan negeri ini."
Patih menjawab lembut:
"Baiklah, semoga perjalananmu selamat, Ki Tolih."
Ki Tolih perlahan menjawab: