Yuda tahu ia tak aman, bahkan mungkin keluarganya dalam ancaman. Ia memutar otak agar bisa selamat. Hingga akhirnya ia bertemu dengan teman baru, teman yang nantinya dapat membuat ia nekat.
Ada banyak hal yang mengisi kepala Yuda. Otaknya membeku dengan pikiran-pikirannya. Ia pikir ini adalah jurang kematian. Sudah pasti ayahnya tak dapat berjualan lagi dan entah bagaimana nasib keluarganya nanti. Orang yang baru dihajarnya pasti tidak akan tinggal diam. Ia pasti akan membuat Yuda dan keluarganya merasakan penderitaan.
Di tengah kebuntuannya, datang seorang pria yang berdiri di hadapan Yuda. Pria dengan setelan necis dengan kemeja panjang. Rambutnya disisir licin ke belakang. Menawarkan Yuda keselamatan.
"Aku melihat yang terjadi tadi siang. Sungguh jahat ya dunia yang kita tinggali. Untuk itu sudah sewajarnya kita jadi jahat juga. Bahkan harus jadi yang paling jahat." Ucap pria necis itu.
Pria yang sedang kalut itu bertanya siapakah orang yang sok akrab ini.
"Kau bisa memanggilku teman, teman yang akan bisa membantu dengan kesulitanmu. Orang yang kau hajar tadi siang itu memang menyebalkan, Itu sebabnya akan kami singkirkan."
"Lalu apa hubungannya denganku?."
"Aku rasa kau cocok. Orang tangkas dan pemberani sepertimu sangatlah dibutuhkan di kelompok kami."
"Aku tak ingin menjadi orang jahat."
"Sampai kapan kau menutup mata? di dunia ini, jika kau tak jahat maka kau akan habis. Entah jadi gila atau mati konyol. Aku tahu ini sulit bagimu. Tapi waktumu tidak banyak. Hubungi aku jika kau berminat."
Pria dengan rambut licin itu memberikan nomor kontaknya dan perlahan pergi meninggalkan Yuda.