Mohon tunggu...
Tomy Revaldy
Tomy Revaldy Mohon Tunggu... Mahasiswa Kelas Pekerja

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pelukan Mentari

23 Februari 2024   14:44 Diperbarui: 23 Februari 2024   14:53 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Saat itu sedang terjadi sebuah wabah virus di sini, kau menjadi salah satu korbannya, mungkin yang pertama. Virus yang sangat mengerikan, bahkan bisa menyebar hanya dengan bersentuhan. Suamimu sedang ke luar negeri untuk bekerja dan tidak bisa pulang karena virus itu. Ia bahkan baru mengetahui sakit yang kau derita setelah kau pergi. Namun bagaimanapun juga, aku iri dengan kalian. Kalian adalah pasangan yang sangat bahagia saat itu. Aku sangat menikmati bagaimana kalian selalu bercanda tawa bersama, membantu satu sama lain. Namun kini sekarang kau sudah mengingatnya, itu berarti kau sudah bisa tenang. Aku yakin suamimu adalah pria yang baik dan dia tidak akan mengecewakanmu."

"Tapi mengapa kau tidak mengatakannya padaku dari awal?" Tanyaku pada Rudi.

"Aku tidak ingin membuatmu sedih, aku juga berpikir bahwa suamimu tidak akan kembali lagi. Tapi sekarang aku yakin  bahwa ia memang benar-benar mencintaimu."

Dan benar saja, perasaanku sekarang menjadi sangat tenang. Sesuatu yang mengganjal itu sekarang telah lenyap.
"Kau benar Rud, aku lega sekarang. Aku harap kamu juga bisa merasakan ketenangan ini."

Kuharap aku dapat bertemu lagi dengan orang yang sangat kucinta ini dan aku akan selalu menunggunya di sini. Untuk terakhir kalinya aku memeluk suamiku lagi, kali ini dengan pelukan yang lebih erat dari sebelumnya, lebih hangat dari biasanya yang aku rasakan semasa hidup. Kehangatan yang aku rindukan. Hati kami berpadu dalam satu ikatan.

"Aku mencintaimu."
"Aku mencintaimu."

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun