Mohon tunggu...
Tjan Sie Tek
Tjan Sie Tek Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengusaha, Konsultan, Penerjemah Tersumpah

CEO, Center for New Indonesia; Sworn Translator, member The Indonesian Translators Association (Ind. HPI)

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Harga Saham di China, AS dan Indonesia: Pandemi tunjukkan Kekuatan Ekonomi China, Kelemahan Ekonomi AS dan Indonesia

22 Mei 2020   00:14 Diperbarui: 28 Mei 2020   09:16 1240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(v) Menaikkan ambang batas penghasilan tidak kena pajak (PTKP) dari IDR 7,7 juta menjadi IDR 11 juta mulai Januari 2019.

(vi) Penambahan jumlah dan jenis pengeluaran sebelum pemotongan pajak: biaya pemeliharaan anak dan warga senior, biaya pengobatan, bunga pembayaran KPR dan biaya pembelajaran berkelanjutan.

(vi) Menaikkan defisit fiskal dari 2,8% menjadi 3,6% untuk tahun 2020. AS: dari 6% menjadi 15-20%; Indonesia dari 2,6% menjadi sekitar 6%.

(vii) Berencana menggelontorkan USD 1.4 triliun (IDR 21.000 triliun) untuk pembangunan infrastruktur "ekonomi baru,"misalnya penambahan cepat jaringan telekomunikasi dengan teknologi 5G, Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), teknologi blockchain dll.

(viii) Karena bangsa China terkenal suka menabung sehingga mereka punya deposito sebesar USD 28 triliun (IDR 420.000 triliun). Aset perbankan China berjumlah sekitar USD 42 triliun (IDR 630.000 triliun) saat ini.

(ix) Orang-orang kaya baru (OKB) China sedang lakukan "revenge spending (dendam belanja)" karena kena lockdown sekitar 76 hari. Akibatnya, mereka menyerbu pusat-pusat belanja mewah untuk membeli barang-barang mewah, terutama dari Eropa dan AS, mislanya tas, sepatu, pakaian. Media massa sedunia memberitakan hal ini:

revenge-spending-by-chinese-post-lockdown-wsj-17-april-2020-5ecb5ae2d541df54bb628d77.jpg
revenge-spending-by-chinese-post-lockdown-wsj-17-april-2020-5ecb5ae2d541df54bb628d77.jpg
 

revenge-spending-by-chinese-post-lockdown-cnbc-13-may-2020-5ecb5b01d541df54bb628d79.jpg
revenge-spending-by-chinese-post-lockdown-cnbc-13-may-2020-5ecb5b01d541df54bb628d79.jpg
Di hampir seluruh dunia, harga properti (tanah, rumah, gedung dll) rontok karena banyak orang rugi besar atau pailit. Di China, orang-orang perkotaan memborong rumah (apartemen) sehingga, misalnya di Shenzhen, harga rumah naik sekitar 5% selama April 2020 saja.

revenge-spending-on-housing-by-chinese-post-lockdown-scmp-28-april-2020-5ecb5bb6d541df22b96b7ca3.jpg
revenge-spending-on-housing-by-chinese-post-lockdown-scmp-28-april-2020-5ecb5bb6d541df22b96b7ca3.jpg
2. Naik atau turunnya angka IHSG adalah hasil perhitungan secara rata-rata ukur (geometric mean), baik berdasarkan naik atau turunnya kapitalisasi/nilai pasar ataupun harga saham.

Pembobotan saham di sebuah Indeks** 

IHSG di IDX versus NYSE

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun