Jam menunjukkan pukul 11 malam. Anda sudah sikat gigi, mengganti baju, dan merebahkan kepala di bantal yang empuk. Tubuh Anda terasa lelah setelah seharian beraktivitas. Seharusnya, ini adalah momen transisi yang mulus menuju alam mimpi. Tapi, tidak. Mata Anda tetap terbuka lebar. Pikiran Anda, yang seharusnya ikut beristirahat, justru menyalakan proyektor dan mulai memutar ulang kejadian hari ini, merencanakan hari esok, hingga mengingat kembali kejadian memalukan sepuluh tahun lalu.
Sepuluh menit berlalu. Dua puluh menit. Anda mulai gelisah. Anda mengubah posisi tidur ke kiri, ke kanan, telentang, tengkurap. Tidak ada yang berhasil. Rasa kantuk yang tadi sempat mampir kini lenyap tak berbekas, digantikan oleh frustrasi. "Kenapa aku tidak bisa tidur?!" bisik Anda dalam hati.
Selamat datang di lingkaran setan bernama gangguan onset tidur. Semakin Anda cemas karena tidak bisa tidur, semakin otak Anda aktif, dan semakin sulit pula bagi Anda untuk tertidur. Ini seperti terjebak di pasir isap; semakin panik Anda meronta, semakin dalam Anda tenggelam.
Kabar baiknya? Anda tidak sendirian, dan kondisi ini bukanlah takdir. Seringkali, ada "pencuri-pencuri tidur" tak kasat mata yang menyusup ke dalam hidup kita dan menyabotase istirahat malam kita. Tugas kita malam ini adalah menjadi detektif, menyalakan senter, dan membongkar tiga sarang utama tempat para pencuri ini bersembunyi. Siap?
Sulit tidur? Penyebabnya ada 3: gaya hidup (kafein, gawai), lingkungan kamar yang tak nyaman, dan faktor internal seperti stres. Atasi untuk cepat terlelap. - Tiyarman Gulo
Gaya Hidup Anda Sendiri
Ironisnya, sarang terbesar para pencuri tidur seringkali adalah rutinitas yang kita bangun sendiri. Tanpa sadar, kebiasaan sehari-hari kita bisa menjadi musuh dalam selimut yang paling efektif untuk mengusir kantuk. Mari kita periksa para tersangkanya.
Jadwal Tidur yang Kacau
Manusia adalah makhluk kebiasaan. Tubuh kita memiliki jam internal yang disebut ritme sirkadian. Ketika Anda tidur jam 10 malam di hari kerja, lalu begadang sampai jam 3 pagi di akhir pekan, Anda sebenarnya sedang memberikan "jet lag" pada tubuh Anda sendiri tanpa perlu naik pesawat. Tubuh menjadi bingung kapan harus melepaskan hormon tidur (melatonin) dan kapan harus waspada.
Membuat jam biologis tubuh tidak sinkron.
Cobalah untuk konsisten. Tetapkan waktu tidur dan bangun yang sama setiap hari, bahkan di akhir pekan. Toleransi perbedaan maksimal satu jam. Ini akan melatih tubuh Anda untuk tahu kapan saatnya "mematikan mesin".
Kafein
Ah, secangkir kopi di sore hari memang terasa nikmat. Tapi kafein adalah stimulan yang efeknya bisa bertahan di tubuh selama berjam-jam. Ia bekerja dengan memblokir adenosin, zat kimia di otak yang membuat kita mengantuk. Bagi banyak orang, terutama seiring bertambahnya usia, tubuh menjadi lebih sensitif. Kopi yang Anda minum jam 4 sore bisa jadi masih "berpesta" di sistem saraf Anda pada jam 11 malam.
Bertingkah seperti tamu yang tidak tahu diri dan menolak pulang saat pesta sudah usai.
Tetapkan jam malam untuk kafein. Hindari kopi, teh kental, soda, dan bahkan cokelat setidaknya 6-8 jam sebelum waktu tidur Anda.