Mohon tunggu...
Tivana Fachrian
Tivana Fachrian Mohon Tunggu... Seniman - Coupleblogger

We wilt have poetry in our life. And adventure. And love. Love above all!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Jemari

6 Januari 2021   12:09 Diperbarui: 6 Januari 2021   13:15 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Lakukan sesuatu untuk anak saya, Dok. Lakukan sesuatu untuknya! Saya akan membayar berapa pun!" Ayah Rena menangis dan memohon.

Rena terbaring seorang diri di kamarnya, tak lama kemudian ia mendengar suara bising
kepanikan dari lorong depan.

"Ivan? Ivan? Bisa dengar suara saya Anggukkan kepalamu kalau kamu dengar!"

Tubuh Rena terhenyak, ia ingat kepada laki-laki yang ia temui sebelum dipindahkan ke
rumah sakit itu. Semoga hanya namanya saja yang sama! Ucapnya di dalam hati. Seorang
perawat memasuki ruangannya untuk mempersiapkan transfusi darah. Ia pun bertanya kepada perawat itu.

"Ruangan di depan saya itu siapa, Sus? Ada pasien baru ya?"

"Pasien dari rumah sakit lain, ditransfer kemari karena kondisinya memburuk. Parahnya lagi, kankernya baru terdeteksi beberapa waktu lalu padahal sudah masuk stadium tiga. Sempat salah diagnosa kabarnya." papar perawat sambil memasang kantung darah.

"Memangnya, dia kena kanker apa, Sus?" Rena bertanya lagi.

"Kanker jaringan syaraf lunak. Sudah menyerang ke bagian wajahnya." si perawat mengimbuhkan.

"Siapa namanya, kalau boleh Rena tahu?"

...

"Stevan Wijaya." Rena terperanga mendengar nama tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun