Mohon tunggu...
Tirta Adithiya nugraha
Tirta Adithiya nugraha Mohon Tunggu... Lainnya - sedikitpi mahanganggur

bercita - cita menjadi elit global dan penerbang roket

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bersama Udara Kau Bernanah

13 November 2020   02:19 Diperbarui: 13 November 2020   02:22 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Wangimu menua
Bukanlah hal baik apabila itu terjadi
Api tidak terbakar dua kali
Kau yang telah putuskan

Bersama udara kau bernanah
Menahan pedih, sedih, lalu lelah
Berkali-kali. Akankah waktu membalasnya,
Atau anak ibu.

Kita terus menikmati hidup
Langkahkan kaki layaknya orang buta (dan aku idiot)
Berpaling pada bayang yang keriput
Sedang rambut menipis,
Aku hanya meringis

Jangan jadi Ayahku lagi
Aku bisa mati oleh kebaikan
Dan kau mati oleh harfiah

Aku tidak Sudi
Waktu itu tiba

Paling tidak jangan hari ini,
besok, ataupun selamanya!

Aku belum jadi apa-apa...

Samata, 12 November 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun