Mohon tunggu...
Tika Wulandari
Tika Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Chika

Hidup bebas tapi cerdas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Studi Fiqih Islam

5 Desember 2021   15:20 Diperbarui: 5 Desember 2021   15:33 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ajaran Islam mempunyai kemampuan bergerak dan berkembang, mempunyai daya hidup, dapat membentuk diri sesuai dengan perkembangan dan kemajuan ajaran Islam bersumber luas dan dalam, yaitu Islam yang memberikan kepada manusia sejumlah hukum positif yang bisa digunakan untuk segenap masa dan tempat.

5.Elastis dan Fleksibel

Ajaran Islam berisi berbagai kedisiplinan yang dibebankan kepada setiap individu. Kedisiplinan tersebut wajib dilakukan sehingga orang yang melanggarnya adalah berdosa, namun dalam keadaan tertentu terdapat kelonggaran (rukhshah). Kelonggaran yang diberikan inilah yang menunjukkan bahwa ajaran Islam bersifat elastis dan fleksibel.

6.Tidak Memberatkan

Ajaran Islam tidak membebani manusia sampai melebihi kadar kemampuan mereka, karena Islam memiliki misi rahmatan untuk manusia. Islam membebaskan manusia dari segala hal yang memberatkannya.

7.Graduasi (Berangsur-angsur)

Ajaran Islam yang diperuntukkan kepada manusia secara psikologis sesuai dengan fitrahnya sendiri. Apabila seluruh ajaran tersebut diturunkan sekaligus, manusia akan sulit untuk menjalankannya. Karena itulah, ajaran Islam yang diturunkan secara berangsur-angsur oleh Allah agar manusia dapat melaksanakannya dengan baik.

8.Sesuai dengan Fitrah Manusia

Ajaran Islam merupakan ajaran yang sesuai dengan watak hakiki yang dimiliki manusia dan memberikan keterangan yang pasti tentang kepercayaan asli dan hakiki manusia. Artinya adalah kondisi awal ciptaan manusia memiliki potensi untuk selalu mengetahui dan cenderung kepada kebenaran, yang dalam Al-Qur'an diartikan dengan hanif.

9.Argumentatif Filosofis

Ajaran Islam tidak cukup menentukan persoalan-persoalan dengan menggunakan doktrin lugas dan intruksi yang keras, tidak cukup jika hanya berdialog dengan hati dan perasaan serta mengandalkannya sebagai dasar pedoman. Tetapi, harus bisa mengikuti dan menguasai segala persoalan disertai alasan yang kuat dan argumentasi yang berdasarkan bukti-bukti fakta serta dapat dipertanggung jawabkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun