Mohon tunggu...
Thomas Panji
Thomas Panji Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Berusaha dengan sebaik mungkin

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Merekatkan Silahturahmi dari Tungku Warung Ijo

19 Januari 2022   08:00 Diperbarui: 20 Januari 2022   08:15 860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Muhammad (38) dan Yuni (43) tampak sedang sibuk melayani para pelanggan | Dok. pribadi/ Thomas Panji

Meski lokasinya tersedia diaplikasi peta dan penunjuk arah, namun penulis menyarankan pembaca untuk tetap bertanya pada masyarakat sekitar mengenai keberadaan warung unik yang posisinya agak gampang-gampang sulit untuk ditemukan. 

Bagi masyarakat sekitar, ciri khas warung trsebut terlihat dari cat rumah yang di dominasi oleh warna hijau tua dan adanya asap putih mengepul dari hasil pembakaran kayu yang digunakan untuk memasak.

Keunikan tidak hanya berhenti di warna cat rumah dan adanya asap putih yang selalu mengepul setiap pagi hingga sore hari. Uniknya, warung makan ini di satu sisi juga tidak memiliki nama usaha resmi, layaknya warung-warung makan sederhana yang dapat kita jumpai diberbagai kota-kota besar. 

Maka dari itu, banyak orang, terkhusus pelanggan setia, lebih akrab menamai warung tersebut sebagai Warung Ijo, merujuk pada dominasi cat rumahnya yang berwarna hijau tua.

Berdasarkan cerita yang penulis dapat dari teman yang kebetulan menjadi pelanggan setia warung tersebut, Warung Ijo dinilai sebagai tempat terbaik untuk bisa menikmati sarapan pagi dengan 'aura yang berbeda'. 

Mungkin penilaian tersebut agak terdengar cukup klise. Namun, sebagai penulis kuliner penilaian tersebut tentunya akan penulis simpan sebagai rumusan masalah, apakah rumah makan tersebut memang klise atau justru memang memiliki 'aura yang berbeda'.

Saat itu waktu menunjukkan pukul 06.43 WIB pagi, dan warung itu nampak sudah disesaki oleh sejumlah pelanggan yang segera ingin sarapan. 

Halaman warung juga sudah dipenuhi oleh sepeda motor yang terparkir rapih dan sejumlah pelanggan juga sudah duduk di meja masing-masing sambil menyatap sarapannya dengan lahap. 

Ada beragam menu yang ditawarkan, mulai dari nasi pecel, nasi rames, nasi soto, aneka gorengan, lauk pauk, dan berbagai jenis minuman.

Berdasarkan cerita dari pengalaman teman penulis, warung makan ini adalah salah satu yang cukup legendaris di Yogyakarta. Bagaimana tidak? Warung makan ini ternyata sudah berdiri sejak tahun 1970-an, atau sudah bertahan kurang lebih selama 50 tahun lamanya. 

Selain terkenal karena usianya, Warung Ijo di satu sisi juga diklaim sebagai warung rakyat. Bagaimana tidak? warung makan ini mampu menghadirkan harga makanan yang murah meriah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun