Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kata "Merdeka" Lebih Berat dari yang Kita Bayangkan

17 Agustus 2025   05:59 Diperbarui: 17 Agustus 2025   05:59 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi peringatan kemerdekaan RI ke-80 tahun. (Gambar dibuat dengan AI)

Hari ini, 17 Agustus 2025, bangsa Indonesia memperingati delapan puluh tahun kemerdekaannya. Sebuah usia yang menandai kedewasaan, sekaligus mengingatkan kita akan jalan panjang yang ditempuh sejak 1945. Namun, setiap kali kata merdeka digaungkan, sering kali kita hanya merayakannya sebagai seremonial, padahal kata ini menyimpan kekayaan makna, nuansa, dan sejarah yang layak direnungkan kembali.

Sebagai pengamat bahasa, saya percaya bahwa kata merdeka bukan hanya istilah politik, melainkan sebuah konsep linguistik yang hidup, bergerak, dan bertransformasi mengikuti zaman. Kata ini lahir dari perlawanan, tumbuh dalam kesadaran kolektif, dan kini menyebar dalam berbagai ranah kehidupan: politik, hukum, sosial, budaya, bahkan filsafat.

Merdeka dalam Konteks Politik dan Bangsa

Makna pertama dan paling populer dari kata merdeka adalah kedaulatan bangsa. Padanan katanya antara lain bebas, berdaulat, independen, dan otonom. Kata-kata ini menegaskan posisi sebuah negara yang tidak berada di bawah kuasa bangsa lain.

Contoh kalimat: Bangsa Indonesia merdeka pada tahun 1945 dan sejak itu berdaulat menentukan jalannya sendiri.

Di sini, merdeka menandai garis tegas: antara yang terjajah dan yang berkuasa atas diri sendiri. Kata ini menjadi fondasi bagi seluruh narasi kebangsaan kita. Bung Karno pernah mengingatkan: "Kemerdekaan hanyalah diperdapat dan dimiliki oleh bangsa yang jiwanya berkobar-kobar dengan tekad 'merdeka atau mati'." Kutipan ini menegaskan bahwa kemerdekaan bukan hadiah, melainkan hasil perjuangan yang harus terus dipertahankan.

Merdeka dalam Konteks Pribadi

Selain berhubungan dengan bangsa, merdeka juga hadir dalam kehidupan sehari-hari individu. Sinonimnya bisa berupa lepas, tidak terikat, mandiri, atau tidak bergantung. Nuansa ini mengarah pada kebebasan seseorang dari tekanan, ikatan, atau ketergantungan.

Contoh kalimat: Ia merasa merdeka setelah lepas dari hutang dan bisa hidup mandiri.

Di sini, merdeka hadir dalam ranah psikologis dan sosial. Dalam kehidupan modern, banyak orang mengejar kemerdekaan personal: bebas memilih jalan hidup, bebas menentukan karier, atau bebas mengatur relasi sosial. Maka, kemerdekaan individu menjadi perpanjangan dari kemerdekaan bangsa: bangsa yang kuat hanya lahir dari manusia-manusia yang merdeka dalam diri mereka.

Merdeka dalam Konteks Sosial dan Budaya

Kata merdeka juga memiliki makna sosial, berkaitan dengan kebebasan berekspresi, kesetaraan, dan penghormatan pada keberagaman. Padanan katanya antara lain setara, tidak terbelenggu, tidak terkekang, atau bebas berekspresi.

Contoh kalimat: Anak-anak harus tumbuh dalam suasana merdeka agar tidak terkekang dalam berekspresi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun