Jika bukan karena ajakan Kompasiana untuk mengulik dengan tema vasektomi, mungkin saya juga tidak akan pernah ikut-ikutan membicarakan obrolan yang tak biasa ini.Â
Mengapa? Dari sekian banyak kesempatan yang kami lewatkan bersama, saya dan beberapa teman baik laki-laki maupun perempuan, belum pernah tema vasektomi, kami angkat menjadi obrolan iseng kami.
Demikian pula ketika saya berduaan dengan suami, vasektomi atau metode kontrasepsi, hanya satu kali sempat kami singgung, yaitu ketika awal pernikahan.Â
Kami berdua sepakat untuk tidak menggunakannya, karena ajaran iman kami kurang mendukung untuk, sehingga kami melakukannya secara alami saja.Â
Namun hal itu bukan menjadi halangan dan alasan bagi saya untuk mengetahui lebih dalam lalu ikut serta untuk mendengarkan pengalaman para sahabat, yang ternyata cenderung menggunakan pil, suntik, pasang implan, hingga IUD, yang biasanya digunakan untuk perempuan saja.
Baca juga Perpisahan dan Wisuda Sekolah: Bukan Sekadar Gaun dan Panggung Mewah
Meski saya dan suami, tidak menggunakan metode kontrasepsi apa pun, setelah mendengarkan pengalaman para sahabat, sempat terbesit di pikiran saya: betapa ego rupanya kaum pria itu, mereka mau enak sendiri --- mengapa, istri yang selalu menjadi subyek pengguna kontrasepsi? Mengapa banyak suami bertindak demikian? Nggak masuk akal banget, jika para suami mau menang sendiri! --- demikian pertanyaan yang bertubi-tubi menyerang benak saya kala itu.
Namun seiring waktu berjalan, perlahan tapi pasti --- akhirnya saya menemukan jawab dari pengalaman yang dimiliki sahabat-sahabat saya (pria) waktu kuliah dahulu. Kami berjumpa, ketika ada pertemuan para guru di Jakarta, saya mendengarkan kisah dari dua sahabatku tentang vasektomi.Â
Meski agak kaget, perasaan kagum dan terima kasih padanya, tiba-tiba hadir dalam hatiku, lalu saya simpan secara istimewa di laci jiwaku atas keputusannya, keberaniannya yang luar biasa itu.
Kini, meski tidak banyak hal yang saya paham tentang vasektomi, ternyata banyak sekali mitos, stigma, atau pun canda norak seputar "kejantanan" setelah melakukan vasektomi.Â