Penting bagi para suami bahwa penggunaan alat kontrasepsi untuk para istri akan memberikan efek samping, di antaranya: akan terjadinya perubahan emosi, gangguan menstruasi, bahkan bisa mengalami gangguan alat reproduksi.
Maka ketika para suami berani mengambil keputusan untuk melakukan dan menjalani vasektomi, demi kepentingan istri dan keluarga, adalah merupakan bentuk solidaritas yang dilakukan dengan penuh kesadaran akan tugas dan tanggung jawab dirinya sebagai seorang suami dan ayah bagi keluarga.
Ketiga:Â jika dilihat dari segi ekonomi, vasektomi tergolong jauh lebih hemat, karena tidak membutuhkan biaya bulanan seperti penggunaan metode kontrasepsi lainnya, sehingga dapat mengurangi beban ekonomi keluarga.
Antara Mitos vs Fakta Vasektomi
Meski perjalanan vasektomi dalam kehidupan masyarakat, masih banyak diliputi berbagai mitos yang sangat keliru, seperti pendapat yang beranggapan bahwa setelah melakukan vasektomi, maka pria tersebut nantinya akan mengalami impoten dan juga kehilangan kejantanannya.Â
Secara ilmiah, vasektomi yang dilakukan pada seorang pria, tidak memengaruhi produksi hormon testosteron, sehingga fungsi seksual akan tetap berjalan normal. Dan bahkan semakin meningkatkan kepuasan seksual, karena tidak ada lagi bayangan ketakutan dan kecemasan terjadinya kehamilan kembali.
Selain mitos tersebut di atas, masih ada juga mitos yang mengatakan bahwa vasektomi itu bersifat mutlak, sehingga tidak bisa dikembalikan seperti sedia kala. Mitos ini memiliki kebenaran, karena vasektomi merupakan prosedur permanen, Maka vasektomi sangat tidak di anjurkan untuk dilakukan bagi pasangan yang masih menginginkan untuk tambah anak. Vasektomi hanya dapat diberikan kepada pasangan suami istri yang merasa sudah yakin dan tidak ingin tambah anak.
Berdasarkan informasi yang ada, dalam dunia kesehatan secara medis ada prosedur yang dinamakan dengan "vasektomi reversal" yaitu menyambung kembali saluran sperma. Namun dari tindakan yang dilakukan ini, tidak dapat menjamin tingkat keberhasilannya, dan biaya yang dikeluarkan cukup tinggi. Oleh karena itu, sangat disarankan sebelum mengambil keputusan melakukan vasektomi, pikirkan dan pertimbangkan dengan  matang.
Munculnya Kesadaran Baru dan Kisah yang Terjadi
Di beberapa negara, metode vasektomi telah menjadi bagian penting dalam budaya perencanaan keluarga. Contoh saja negara India dan Nepal, yang melakukan kampanye vasektomi massal selama puluhan tahun.
Demikian pula di beberapa maju lainnya, seperti Kanada, Belanda, serta Australia, banyak pria yang telah melakukan dan menjalani vasektomi. Mereka justru dikatakan sebagai pria yang memiliki rasa tanggung jawab dan kesadaran tinggi akan peran mereka dalam keluarga.
Sementara di negara kita, Indonesia belum banyak pria yang melakukan dan menjalani vasektomi. Meski saat ini, perlahan kesadaran itu mulai tumbuh. Seperti halnya kisah teman pria saya sewaktu kuliah, yang kini tinggal di Yogyakarta.
Dirinya memutuskan untuk vasektomi setelah istri tercinta mengalami gangguan kesehatan akibat pil KB yang telah di konsumsi dalam waktu yang cukup lama. Ia menyadari bahwa selama ini istrinya sudah banyak memberikan pengorbanan untuk dirinya dan anak-anak demi kebahagiaan keluarga.