"Beneran lho Pi."
Hari ketiga di malam hari, dari arah kamar anak-anakku yang perempuan terdengar suara jeritan anak bungsuku."
"Nora Pi... kenapa, "teriak istriku langsung bangun dari tidurnya, meloncat dari kasur lalu berlari keluar kamar, aku mengikutinya dari belakang, Izak yang kamarnya ada di lantai atas juga turun ke bawah.
Aku lihat Angela anakkku seperti kehabisan nafas, dia seperti orang yang dicekik, istriku menangis memegangi kakinya.
"Lepaskan adikku, teriak Izak."
"Ada apa Izak, siapa yang megang adik kamu?"
Aku menoleh ke arah Izak, aku juga langsung memusatkan pikiranku menembus batasan antara dua dunia.
"Siapa kamu?"
"Aku pemilik rumah ini."
"Kenapa kamu mau mencelakai anakku."
"bukan aku yang mencelakai anakmu."