"Berasnya masih ada Mi?"
"Ada, Pak Jaya kemarin kasih jatah beras dari sawah kita yang dikelola sama beliau."
"Baguslah kalau begitu, soalnya aku gajian juga masih 10 hari lagi, itu aja pasti ada yang buat benah-benah rumah dinas itu."
"Tapi sebelum pindah kamu tanyakan dulu sejarah rumah itu lho."
"Iya beres."
Keesokan harinya aku bersama dengan ketiga anak laki-lakiku pergi melihat rumah itu dan juga penginnya bersih-bersih, anak keempatku yang katanya kerja ternyata bisa ikut karena jadwalnya tukeran sama temannya.
"Frans udah bawa sapu dan kemoceng?"
"Udah Pi."
"Ya udah ayo berangkat."
Aku membonceng anak keempatku, anak keduaku sudah punya sepeda sendiri jadi dia membonceng adiknya.
Kami tiba di rumah itu, memang benar-benar bangunan khas orang Belanda, sudah full tembok dengan jendela yang tinggi dan besar, juga di setengah temboknya itu ditempeli kaca pecahan kaca membentuk beberapa mozaik.