Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotherapist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotherapist, Professional Executive, CEO Rumah Hipnoterapi, CEO Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Perjodohan: Cinta yang Seharusnya Ditumbuhkan Bukan Dipaksakan

24 Mei 2021   21:30 Diperbarui: 16 Juni 2021   06:40 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi menumbuhkan cinta

Saya secara pribadi meyakini bahwa ajaran leluhur tentang bagaimana memilih pasangan seperti dijelaskan diatas, masih sangat relevan dengan kondisi saat ini maupun masa yang akan datang.

Pertanyaan, kalau seseorang tidak memiliki tiga kriteria diatas berarti tidak layak untuk dijadikan pasangan hidup?

Menurut hemat saya, sederhananya begini kawan. Kalau kamu seorang pria yang sedang jatuh cinta sama wanita, kemudian ingin mempersunting dia. Berarti kamu akan menjadi pemimpin, menjadi imam dalam kehidupan rumah tangga, benar?

Nah.. apakah seorang pria pantas dijadikan imam ketika memiliki karakter yang tidak baik atau berperilaku buruk? Apakah seorang pria layak dijadikan pemimpin manakala dia tidak bertanggung jawab, misalnya dalam hal mencari nafkah untuk keluarga? Apakah seorang pria pantas dijadikan imam jika dia tidak bisa mendidik pasangan dan sang buah hati kelak?

Poin saya adalah pantaskan dirimu sendiri terlebih dahulu sebagai seorang pria yang sebenar-benarnya pria, sebelum mempertanyakan kelayakan diri atas calon pasanganmu.

Untuk para kaum hawa, ketika memutuskan menikah, maka semua hak dan kewajiban kalian serahkan sepenuhnya kepada sang Suami. Bagaimanapun juga wanita tidak akan bisa menjadi imam dalam rumah tangga.

Dilihat dari sudut pandang emansipasi sekalipun, saya tidak menemukan alasan kuat untuk menjadikan wanita sebagai pemimpin rumah tangga.

Saya juga tidak pernah menjumpai ibadah salat berjamaah, dimana imamnya wanita dan makmumnya pria.

Namun bukan berarti wanita tidak memiliki kesempatan berpendapat. Wanita sangat dianjurkan memberikan opini dan pertimbangan, namun keputusan tetap ada pada sang Pria. Disinilah seni berpasangan yang penuh tantangan.

Jika sang Pria dan Wanita sudah berperilaku ideal, maka kehidupan rumah tangga justru semakin asyik untuk dinikmati. Malfungsi peranan Pria dan Wanita dalam rumah tangga biasanya dikarenakan kurangnya pemahaman posisi dan minimnya pertimbangan Bibit, Bebet dan Bobot.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun