Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotherapist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotherapist, Professional Executive, CEO Rumah Hipnoterapi, CEO Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Perjodohan: Cinta yang Seharusnya Ditumbuhkan Bukan Dipaksakan

24 Mei 2021   21:30 Diperbarui: 16 Juni 2021   06:40 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi menumbuhkan cinta

Sahabat Umar kemudian mencoba untuk mencarikan pengganti suami untuk putrinya. Ia mendatangi Ustman bin Affan, namun Sahabat Ustman masih belum menyanggupi. Sahabat Umar kemudian mendatangi Abu Bakar dan menceritakan perihal tujuannya, namun Abu Bakar juga belum mampu menerima tawaran Umar.

Disaat hampir putus asa, Sahabat Umar akhirnya mendatangi baginda Rasulullah SAW. Dia menceritkan tentang kejadian di rumah Ustman dan Abu Bakar yang menolak menikahi Hafshah.

Rasulullah hanya tersenyum kemudian berkata,

"Hafshah akan menikahi pria yang lebih baik dari Ustman dan Abu Bakar sedangkan Ustman dan Abu Bakar akan menikahi wanita yang lebih baik dari Hafshah."

Dengan perasaan kaget bercampur bingung, Sahabat Umar kemudian mengerti dan memahami bahwa yang dimaksudkan adalah Rasulullah akan menikahi putrinya. Kegembiraan Sahabat Umar tak terbendung karena ini merupakan sebuah kehormatan besar untuk dirinya dan keluarga

Apa yang dilakukan oleh Sahabat Umar adalah contoh perjodohan. Dalam agama Islam, perjodohan itu halal untuk dilakukan.

2. Larangan menikah karena paksaan atau dijodohkan.

ilustrasi pasangan yang kurang cocok
ilustrasi pasangan yang kurang cocok
Meskipun perjodohan halal dilakukan, namun bukan berarti hal itu bisa dipaksakan untuk diterima atau dilakukan. Rasulullah pernah bersabda,

"Tidak boleh menikahkan janda sebelum dimusyawarahkan dengannya dan tidak boleh menikahkan anak gadis (perawan) sebelum meminta izin darinya." Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana mengetahui izinnya?", Beliau menjawab, "Dengan ia diam." (HR Al Bukhari dan Muslim)

Lebih lanjut Rasulullah juga pernah berkata,

"Seorang janda lebih berhak atas dirinya daripada walinya, sedangkan perawan, maka ayahnya harus meminta ijin darinya." (HR Muslim)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun