Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perjodohan

12 April 2024   09:28 Diperbarui: 12 April 2024   09:47 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Dulu orang tua kamu memilih siapa yang harus kamu nikahi. Dia punya mas kawin beberapa ekor sapi, dia punya beberapa hektar tanah, bobot bibit bebet babat yang baik-baik saja.

Kemudian orang harus memilih sendiri. Seseorang dari kantor. Dari pabrik. Seseorang yang kamu temui di kafe, teman dari teman. Jatuh cinta dan mengikat janji. Tamat.

Lalu muncullah situs kencan. Aplikasi kencan.

Dan seiring berjalannya waktu, tingkat perceraian meningkat. Sepertinya cara pertama mungkin yang terbaik. Apa sih yang diketahui anak muda tentang cinta?

Dengan banyaknya keluarga yang berantakan dan permasalahan yang ditimbulkannya, pemerintah memutuskan untuk mengubah keadaan. Kini, dengan menggunakan database kependudukan dan kesehatan, mereka memilih pasangan yang tepat untukmu. Berdasarkan usia, IQ, tes kepribadian, dan genetika, pemerintah mengklaim bahwa algoritma mereka sempurna. Tentu saja kamu tidak harus menerima pilihan pemerintah, tetapi kamu tidak boleh memiliki anak dengan selain yang ditentukan dan tidak akan mendapat fasilitas subsidi kredit rumah dan mobil listrik.

Karena aku selalu ingin menjadi seorang ayah, aku mengirimkan formulir lamaran sedini mungkin, pada hari ulang tahunku yang kedua puluh lima.

Pemerintah mengatur agar kita bertemu malam ini. Aku tidak bisa memberitahumu betapa gugupnya aku.

Cikarang, 12 April 2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun